RSUD Otista Hadirkan Layanan Baru Kesehatan Masyarakat, Ini Kata Bupati Bandung

Bupati Bandung Resmikan Jenis Layanan Baru Klinik Jantung Anak, Klinik Hemato Oncologi, Klinik Eksekutif dan Ground Breaking Unit Layanan Transfusi Darah di RSUD Otista Soreang


KAB. BANDUNG - Dalam rangka Hari Jadi ke-383 Kabupaten Bandung, Pemerintah Kabupaten Bandung mslalui Rumah Sakit Umum Daerah Oto Iskandar Di Nata (RSUD Otista) Soreang melaksanakan peresmian layanan baru,  dan Ground Breaking Gedung Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) serta Seminar Kesehatan di rumah sakit tersebut, Selasa (23/4/2024).


Hadir pada kesempatan itu Bupati Bandung Dadang Supriatna didampingi Direktur RSUD Oto Iskandar Di Nata dr. Yani Sumpena dan jajaran Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung lainnya. 


Bupati Dadang Supriatna adalah yang meresmikan layanan baru serta Ground Breaking Gedung UTDRS tersebut. 


"Alhamdulillah bahwa tahun kemarin, kita sudah membelikan mesin cathlab  adalah salah satu upaya untuk bisa melayani masyarakat yang notabene ini (alat kesehatan) terbatas. Baik itu untuk pelayanan penanganan penyakit  jantung dan pembuluh darah serta lain  sebagainya," tutur Bupati Bandung dalam keterangannya. 


Termasuk mesin cathlab ini, imbuh  Dadang, bisa dikembangkan untuk DSA (Digital Substraction Angiography). DSA ini adalah prosedur kedokteran untuk melihat struktur pembuluh darah di otak, khususnya pada bagian kepala dan leher. Pemeriksaan invasive menggunakan mesin cathlab.


"Hanya ada enam orang dokter spesialis jantung anak di Jawa Barat  yang tentunya bisa menggunakan cathlab ini dalam pengobatannya," kata Dadang. 


Tentunya, imbuh Bupati Bedas, dengan ketersediaan alat kesehatan ini bisa mengurangi angka pasien yang mempunyai penyakit jantung bawaan pada anak.


"Sehingga, bisa ditangani di RSUD Otista Kabupaten Bandung," katanya.


Kemudian, lanjut Kang DS, sapaan akrab Bupati Dadang Supriatna, di RSUD Otista mulai dilaksanakan ground breaking unit layanan untuk transfusi darah. 


"Yang tentunya beberapa tahun kemarin yang saya alami. Setiap kita membutuhkan darah, pasti ke PMI (Palang Merah Indonesia). Maka RSUD Otista sudah bekerja sama dengan pengadaan khusus untuk transfusi darah," ujar  Kang DS.


Ia berharap dengan adanya unit pengolahan transfusi darah yang ada di RSUD Otista ini bisa menjawab yang selama ini kekurangan darah di Kabupaten Bandung. 


"Nantinya tidak usaha lagi ke PMI serta mudah-mudahan bisa terpenuhi kebutuhan darah di Kabupaten Bandung," harapnya. 


Orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini mengatakan, selama ini kebutuhan darah di Kabupaten Bandung mengalami kekurangan untuk pelayanan kesehatan. Apalagi ada pelayanan rutin terhadap pasien thalasemia, yang selalu membutuhkan ketersediaan darah.


"Kalau kita tak mensuplai darah, kemungkinan yang mengidap penyakit thalasemia bisa terancam meninggal dunia. Darah ini, khususnya bagi pasien thalasemia kebutuhan rutin yang harus dipenuhi," katanya. 


Bukan hanya itu saja, Dadang menyebutkan, bahkan pada saat melaksanakan tindakan operasi juga  membutuhkan darah. 


"Disaat melahirkan juga butuh transfusi darah. Siapa yang tidak butuh darah? Kecuali orang yang sudah meninggal dunia tidak butuh darah," ucapnya.


Lebih lanjut Kang DS mengutarakan bahwa di lingkungan RSUD Otista, juga turut menghadirkan klinik eksekutif. 


"Klinik eksekutif sengaja dihadirkan karena gaya hidup masyarakat dan kebutuhan kesehatan sangat penting. Maka ada beberapa lokasi untuk para pasien eksekutif disediakan di RSUD Otista ini," katanya. 


Kang DS berharap dengan adanya beberapa tambahan pelayanan baru di RSUD Otista ini akan lebih bisa  memberikan pelayanan terbaik  kesehatan kepada masyarakat di Kabupaten Bandung. 


"Dan juga adanya penanganan kanker. Pelayanan penanganan kanker sudah ada di RSUD Otista. Tidak perlu ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung atau ke Jakarta. Alhamdulillah di Kabupaten Bandung juga sudah ada fasilitas kesehatan untuk membantu para pasien yang mengidap penyakit kanker," tuturnya.**