Kabupaten Bandung, Ranking Pertama Desa Mandiri Terbanyak di Jabar

Dalam kurun dua tahun terakhir, Kabupaten Bandung menempati urutan pertama sebagai kabupaten dengan jumlah desa strata mandiri terbanyak se Jawa Barat (Jabar).

Pada tahun 2019, sebanyak 26 desa dinyatakan mandiri. Sementara di tahun 2020, desa mandiri bertambah menjadi 56 desa. Sedangkan 129 desa lainnya dinyatakan sebagai desa maju, dan sisanya sebanyak 85 desa berada pada strata desa berkembang.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bandung H. Tata Irawan Subandi mengungkapkan, di Kabupaten Bandung sudah tidak ada desa strata sangat tertinggal dan tertinggal.

"Setiap tahun kami terus berupaya meningkatkan jumlah desa mandiri. Kami yakin desa-desa yang ada di wilayah Kabupaten Bandung, sebenarnya layak dan mampu menjadi desa mandiri. Tinggal bagaimana pemerintah desa mampu meningkatkan beberapa pemahaman terkait Indikator desa mandiri, sehingga skor penilaian yang didapat bisa lebih baik," beber Kepala DMPD melalui aplikasi WhatsApp, Minggu (25/10/2020).

Jumlah 56 desa strata mandiri, ucap Tata Irawan, melampaui target desa mandiri yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016-2021. "Awalnya kami menargetkan 43, jadi pencapaian di 2020 sebanyak 56 desa mandiri, itu sudah melampaui target RPJMD 2016-2021," ucapnya.

Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Murni 2020, pihaknya telah menganggarkan kegiatan studi banding ke Kabupaten Badung Provinsi Bali, bagi 26 desa yang meraih strata desa mandiri tahun 2019. Kabupaten Badung dipilih sebagai lokus, tambah Tata, mengingat desa di sana seluruhnya sudah mandiri.

"Mulanya kami rencanakan di awal tahun, namun karena terhadang situasi pandemi covid-19, rencana tersebut tertunda dan baru bisa kami realisasikan sekarang. Tahun ini kami berangkatkan 26 kades (kepala desa) yang membawa desanya meraih strata mandiri di tahun 2019, Insyaa Allah tahun depan, akan kami berikan reward atau apresiasi kepada peraih desa mandiri di tahun 2020," tutur Tata.

Studi banding tersebut, selain sebagai bentuk apresiasi, juga untuk memotivasi desa lainnya untuk melakukan inovasi dan mengukir prestasi, sebagai salah satu upaya memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

"Program ini dilakukan untuk mengejar target 100 persen desa mandiri di Kabupaten Bandung. Selama dua hari, para kades yang ikut studi banding, akan melakukan kunjungan dan mendapat pengalaman bagaimana cara menata desa mandiri agar sukses dan bisa mempertahankan status mandirinya seperti di Badung," urainya.

Tata menegaskan, kunjungan tersebut bertujuan untuk lebih mendorong desa di Kabupaten Bandung bisa berstatus mandiri. Meski sampai saat ini, Kabupaten Bandung sudah dinyatakan desa mandiri terbanyak di Jawa Barat.

"Kabupaten Bandung jumlah desa nya 270, yang berstatus mendiri baru 56. Jadi, tujuan kita melakukan studi banding itu untuk mendorong semua desa di Kabupaten Bandung bisa berstatus mandiri seperti di Kabupaten Badung," tegas Tata.

Desa mandiri, ungkapnya, tidak hanya mendapat reward dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung saja. Apresiasi pun akan didapatkan dari pemerintah provinsi maupun pusat.

"Provinsi memberikan reward berupa Maskara (Mobil Aspirasi Kampung Juara). Kita sudah mendapatkan 29 unit dan sebagai peraih terbanyakdi Jabar. Dari pemerintah pusat juga akan memberikan reward, yaitu berupa tambahan DD (Dana Desa) yang akan dilihat dari indikator kinerja desa,"  ungkapnya pula.

Reward dan apresiasi, menurutnya sangat wajar diberikan kepada desa yang telah ikut berperan serta dalam pembangunan di Kabupaten Bandung.

"Tentunya kita semua berharap, desa maju dan berkembang, bisa meningkatkan statusnya. Sehingga ke depannya akan semakin banyak desa mandiri di Kabupaten Bandung. Karena dari status tertinggi itu, banyak sekali keuntungan yang bisa didapatkan, salah satunya tentu saja masyarakat lebih sejahtera," pungkas Tata Irawan.

Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan