Wabup: ‘Teknologi Informasi Jangan Sampai Mengikis Budi Pekerti’

Di era teknologi dan informasi yang semakin maju, membawa manusia pada perubahan perilaku bermasyarakat. Wakil Bupati (Wabup) Bandung H. Gun Gun Gunawan mengatakan, para pelajar sebagai generasi muda, banyak merasakan dampak positif maupun negatif dari kemajuan tersebut.

“Perkembangan zaman dan pertumbuhan teknologi informasi memiliki banyak manfaat, tetapi jangan sampai mencabut akar budaya, adat istiadat, tatakrama dan budi pekerti,” ucap Wabup Gun Gun saat menjadi Pembina Upacara Bendera di SMK 2 Angkasa Kecamatan Margahayu, Senin (17/2/2020).

Wabup menyebut, banyak contoh remaja pelajar yang bermasalah akibat tidak terkontrol dalam penggunaan teknologi informasi, seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran antar pelajar, bullying dan sebagainya.

Dunia pendidikan dituntut untuk dapat beradaptasi pada perkembangan ini, dan menjadi tantangan tersendiri bagi para guru dalam mendidik siswa. Menurunya, pendidikan merupakan tolok ukur kemajuan bangsa. Pendidikan yang baik akan melahirkan sumber daya manusia yang unggul dan generasi penerus yang berkualitas.

"Zaman yang dihadapi siswa saat ini tentu berbeda dengan zaman kita dulu. Tetapi hal yang sama adalah, pendidikan budi pekerti tidak boleh berhenti disisipkan dalam setiap kesempatan proses belajar mengajar,” ujar wabup.

Tugas mendidik tak hanya merupakan tanggung jawab guru. Menurut Gun Gun, orangtua pun harus ikut memberikan contoh teladan dalam tanggungjawab, tatakrama, budipekerti dan norma.

“Kolaborasi antara guru di sekolah dan orang tua di rumah dalam mendidik, menjadi strategi yang ampuh dalam membentuk karakter siswa. Dengan begitu, teknologi tak serta merta diterima dengan meninggalkan akar kebudayaan dan norma yang berlaku di masyarakat. Sehingga yang muda dapat menghormati yang tua dan yang tua memahami yang muda,” tutur Gun Gun.

Ia mengimbau pihak sekolah, selain memberikan tugas dan pekerjaan rumah akademik, juga bisa memberikan tugas berupa tanggungjawab membantu orangtua. “Dewasa ini menjadi hal yang langka, remaja usia pelajar bisa mengerjakan pekerjaan orangtua di rumah,” pungkasnya.

Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan