Upaya Bangun Kesadaran Umat, Program Sejuta Muzaki Kembali Digaungkan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung kembali menggaungkan program sejuta muzaki, sebagai potensi untuk kemaslahatan umat. Program yang sudah berjalan selama dua tahun itu, bertujuan membangun ekonomi umat di Kabupaten Bandung. Selain itu juga dilakukan sebagai upaya mengentaskan masalah kemiskinan dan pendidikan umat, secara mandiri dan swadaya.

Bupati Bandung H. Dadang M. Naser mengatakan, di negara manapun kemiskinan itu ada dan memang tidak bisa dihindari. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), persentase kemiskinan di Kabupaten Bandung berada di angka 6,61%.

“Kemiskinan memang tidak bisa dihindari, namun demikian harus ada inovasi untuk mengatasinya. Program Sejuta Muzaki ini mungkin menjadi salah satu terobosan, yang diharapkan dapat memutuskan mata rantai kemiskinan,” ungkap Bupati Dadang Naser di kediamannya, Kamis (16/5/2019).

BPS juga mencatat, 96% masyarakat Kabupaten Bandung memeluk agama Islam. Menurut bupati, hal itu merupakan potensi yang sangat besar, terlebih lagi masalah kemiskinan bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja.

“Angka kemiskinan 6,61% dari 3,7 juta, masih di bawah rata-rata Jawa Barat dan nasional. Namun demikian, ini berarti kelompok menengah ke atasnya masih jauh lebih besar. Jika perhatian mereka terhadap kaum dhuafa ini juga besar, baik dari zakat, infaq dan shodaqohnya, ini bisa menjadi salah satu solusi masalah kemiskinan,” imbuhnya.

Selama ini, dana keagamaan dilaksanakan dari APBD dan CSR (Coorporate Sosial Responsibility). Dana yang terkumpul dalam program tersebut, lanjutnya, akan digunakan untuk mendanai kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. 

Ditinjau dari aspek ekonomis, potensi zakat di Kabupaten Bandung diibaratkan Dadang sebagai 'raksasa yang sedang tidur'. Bila raksasa ini dibangunkan, tentu akan jadi potensi luar biasa bagi peningkatan kesejahteraan umat.

"Sasaran dari program ini adalah para muzaki yang ada di lingkungan perkantoran, sekolah/madrasah, organisasi, paguyuban, pengusaha, pertanian serta profesi lainnya. Ini akan cepat terwujud jika wadah penyalurannya mudah ditemui. Salah satunya yaitu di Gedung Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Center, yang sudah diresmikan tahun lalu," tambahnya.

Pria yang lebih akrab disebut Kang DN ini mengimbau, agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) bisa menjadi teladan bagi masyarakat untuk terus menggaungkan kembali program tersebut. Dirinya berharap dengan kesediaan ASN berzakat, akan makin memantapkan manajemen zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) di Kabupaten Bandung.

“Jika ZIS dikelola dengan baik, sudah tentu akan turut meringankan permasalahan umat. Potensi tersebut bisa turut mendukung efektivitas program gerakan membangun ekonomi umat,” imbuh Kang DN.

Hal senada juga diucapkan Asisten Ekonomi dan Kesejahteraan Kabupaten Bandung H. Marlan. Ia berharap melalui ZIS, permasalahan umat yang belum bisa di penuhi oleh Pemkab Bandung, bisa teratasi secara mandiri dan swadaya. Termasuk mengentaskan masalah kemiskinan, pendidikan serta permasalah ekonomi umat lainnya.

ZIS yang terkumpul dari umat muslim, baik ASN, TNI/Polri, pegawai BUMN/BUMD, maupun dari para pengusaha swasta, harap Marlan bisa menjadi motivasi bagi masyarakat lainnya. Melalui ZIS pula, masyarakat yang dikategorikan menengah ke atas, dapat turut serta membangun ekonomi umat.

“ZIS ini harus bisa menjadi motivasi bagi sebagian besar masyarakat muslim lainnya, terutama yang berkategori mampu. Karena hasilnya bisa membantu sesama muslim, untuk subsidi ekonomi, kesehatan dan pendidikan,” tandas Marlan.


Sumber: Humas Pemkab Bandung