Tahun 2016 Kab. Bandung Tetapkan Sukses Pajale

PEMERINTAH Kabupaten Bandung menetapkan tahun 2016 sebagai tahun sukses penanaman padi, jagung dan kedelai (pajale). Untuk mendukung rencana tersebut, kini mulai dilakukan gerakan tanam padi dengan penerapan 'jajar legowo' padi hibrida dan inhibrida seluas ± 22.500 Ha.

Disamping gerakan tanam padi, dilakukan pula kegiatan intensifikasi jagung hibrida seluas 5.500 Ha dan kedelai 650 Ha serta penambahan areal tanaman ubi kayu 500 Ha. "Untuk pengaturan pengairannya, kami lakukan pula rehabilitasi jaringan irigasi seluas 450 Ha yang bersumber dari APBD Kabupaten Bandung ditambah rehabilitasi irigasi tersier pola ferocement seluas 3.500 Ha yang dananya bersumber dari APBN," ungkap Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kab. Bandung Ir. H. A. Tisna Umaran, MP, Kamis (17/3)

Dukungan lain untuk mensukseskan tanaman pajale di Kabupaten Bandung, diantaranya pemberian bantuan alsintan (alat mesin pertanian) berupa pompa sebanyak 56 unit yang berasal dari APBD dan APBN, 98 unit traktor, 8 unit Combine Harvester padi, 15 unit Power Thresser, 1 unit Corn Combine Harvester, 24 unit Corn Sheller serta 2 unit Power Thresser multi guna.

"Dengan tersedianya alat-alat tersebut, para petani akan lebih mudah dan praktis saat menanam atau memanen jagung. Biaya juga menjadi lebih murah," ucap H. A. Tisna Umaran.

Ia mengungkapkan, dari hasil evaluasi tanaman pajale tahun 2015 diperoleh data sasaran produksi padi seluas 508.241 Ha sementara realisasi mencapai 546.594 Ha dengan sasaran produktivitas sebanyak 62,62 kwintal/Ha dan realisasi 63,84 kwintal/Ha.

H. A. Tisna Umaran mengakui, untuk tanaman padi produksi setiap tahun selalu diatas target. Sehingga Kabupaten Bandung hingga saat ini masih mampu mengekspor beras keluar daerah seperti ke Pasar Cipinang Jakarta. "Prestasi tanaman padi ini, sayangnya belum bisa disamai oleh tanaman jagung karena pada tahun 2015 kemarin, dilanda musim kemarau yang agak panjang. Sasaran produksi jagung tahun 2015 seluas 80.278 Ha, sementara realisasinya hanya mencapai 43.494 Ha," katanya pula.





Turunnya produksi jagung, diakui pula oleh Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian yang juga penanggung Upsus Pajale Jawa Barat, Ir. Banun Harpini, M.Sc. menurutnya, produksi jagung di Jawa Barat turun sekitar 200.000 ton karena alasan faktor cuaca. "Pada tahun 2016 mudah-mudahan pajale di Jawa Barat bisa meningkat lagi. Karena berdasarkan perkiraan BMKG mulai awal Mei akan memasuki musim kemarau basah. Musim seperti ini di Jawa Barat adalah jagonya, jadi petani bisa memanfaatkan musim tersebut dengan sistem tanam culik," kata Ir. Banun Harpini, M.Sc saat menyaksikan Pencanangan Gerakan Panen Jagung di Desa Margaasih Kecamatan Cicalengka, Rabu (16/3).

Sukses pajale tahun 2016 menurut Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, SH., S.IP., M.Ipol terus digalakan dalam kerangka mewujudkan kedaulatan pangan. "Karena kalau dilihat dari sumber daya alam dan sumber daya manusianya di Kabupaten Bandung ini sangat tersedia. Yang diperlukan sekarang adalah peningkatan dari aspek teknologinya,"x kata H. Dadang M. Naser, SH., S.IP., M.Ipol.



Sumber: Press Release Humas Pemkab Bandung