Peserta dari "Papua" Ikut Tea Walk HUT Kab. Bandung
Sejak start di Lapangan Rancabali hingga pemandian air panas Ciwalini yang berjarak sekitar 5 km yang menjadi titik finis, para peserta tampak enjoy.
Yang unik peserta tea walk menyambut HUT Kab. Bandung ini datang dengan berbagai keunikkan. Seperti kostum yang dikenakan. Tidak semuanya datang menggunakan pakaian olahraga. Beberapa peserta datang menggunakan pakaian adat hingga pakaian daerah lain.
Seperti peserta dari Desa Indra Giri, Kec. Rancabali, Kab. Bandung. Mereka tidak mengenakan pakaian adat Sunda melainkan pakaian adat Papua. Bukan hanya pakaian, beberapa kali mereka pun memeragakan tarian khas Papua. Sudah pasti tingkahnya ini menarik perhatian peserta lainnya.
Kekompakan juga diperlihatkan peserta dari Kel. Jelegong, Baleendah dan Desa Cinunuk, Rancaekek yang menggenakan pakaian adat Sunda. Sepanjang perjalanan mereka menyanyikan mars Kab. Bandung.
Begitu di garis finis, peserta dihibur kesenian tradisional seperti angklung buncis, terbang buhun, bangkok reang, benjang, tarawangsa, cileumpungan, alim paido, rampak gendang, karinding, dan pencak silat.
Selain diikuti masyarakat kegiatan ini juga diikuti Muspida Kab. Bandung, seperti Bupati Bandung, Dadang M. Naser dan Wakil Bupati Bandung, Deden Rukman Rumaji. Sejumlah perwakilan dari SKPD juga memeriahkan kegiatan.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Kadispopar) Kab. Bandung, Akhmad Djohara menuturkan, di Rancabali ini, bukan hanya digelar tea walk, melainkan juga ada gebyar wisata dan gelar seni. Kegiatan ini pun bukan untuk pertama kali karena merupakan agenda tahunan. Tahun depan kegiatan serupa tetap akan dilaksanakan.
Dijelaskan Akhmad, kegiatan ini sangat bermanfaat dalam kepariwisataan karenamenjadi ajang promosi. "Kepariwisataan tidak akan maju dan jumlah kunjungannya tidak akan meningkat kalau promosinya lemah. Makanya ke depan kita akan terus bantu mempromosikannya," jelasnya.
Yang unik peserta tea walk menyambut HUT Kab. Bandung ini datang dengan berbagai keunikkan. Seperti kostum yang dikenakan. Tidak semuanya datang menggunakan pakaian olahraga. Beberapa peserta datang menggunakan pakaian adat hingga pakaian daerah lain.
Seperti peserta dari Desa Indra Giri, Kec. Rancabali, Kab. Bandung. Mereka tidak mengenakan pakaian adat Sunda melainkan pakaian adat Papua. Bukan hanya pakaian, beberapa kali mereka pun memeragakan tarian khas Papua. Sudah pasti tingkahnya ini menarik perhatian peserta lainnya.
Kekompakan juga diperlihatkan peserta dari Kel. Jelegong, Baleendah dan Desa Cinunuk, Rancaekek yang menggenakan pakaian adat Sunda. Sepanjang perjalanan mereka menyanyikan mars Kab. Bandung.
Begitu di garis finis, peserta dihibur kesenian tradisional seperti angklung buncis, terbang buhun, bangkok reang, benjang, tarawangsa, cileumpungan, alim paido, rampak gendang, karinding, dan pencak silat.
Selain diikuti masyarakat kegiatan ini juga diikuti Muspida Kab. Bandung, seperti Bupati Bandung, Dadang M. Naser dan Wakil Bupati Bandung, Deden Rukman Rumaji. Sejumlah perwakilan dari SKPD juga memeriahkan kegiatan.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Kadispopar) Kab. Bandung, Akhmad Djohara menuturkan, di Rancabali ini, bukan hanya digelar tea walk, melainkan juga ada gebyar wisata dan gelar seni. Kegiatan ini pun bukan untuk pertama kali karena merupakan agenda tahunan. Tahun depan kegiatan serupa tetap akan dilaksanakan.
Dijelaskan Akhmad, kegiatan ini sangat bermanfaat dalam kepariwisataan karenamenjadi ajang promosi. "Kepariwisataan tidak akan maju dan jumlah kunjungannya tidak akan meningkat kalau promosinya lemah. Makanya ke depan kita akan terus bantu mempromosikannya," jelasnya.
Sumber : Harian Umum Galamedia, Edisi Senin 18 April 2011