Pasar Desa Cangkuang Kulon Dikelola dan Milik Para Pedagang

 

      Tidak jauh dari pasar terdapat beberapa kompleks dan permukiman penduduk. Tak heran bila pengunjung yang datang didominasi warga kompleks yang ada di sekitar Pasar Desa Cangkuang Kulon. Apalagi pada Sabtu dan Minggu, pengunjung yang datang mengalami peningkatan dibandingkan hari biasa.

    Meskipun nama pasar ini ada desa-nya, namun bukan pasar milik desa, melainkan pasar milik pribadi dan pengelolaannya ada di tangan para pedagang. Bahkan setiap pedagang sudah memiliki akta tanah kios yang saat ini sedang ditempati. Dengan begitu, perbaikan pasar dan kios juga menjadi wewenang masing-masing pedagang.

    Pasar Desa Cangkuang memiliki luas tanah dan bangunan yang tidak begitu besar, tetapi komoditasnya lengkap. Semua komoditas mulai dari sayuran, berbagai jenis daging, sembako hingga keperluan sandang lengkap ada di sini. Komoditas yang paling dominan di pasar ini adalah keringan. Pasalnya, pengunjung yang datang kebanyakan pemilik warung yang menjual kembali barang yang dibelinya dari pasar.

    Pasar ini cukup rapi, tidak tampak kumuh dan kotor. Apalagi lantainya juga ditembok. Sehingga jika hujan datang tidak menyebabkan lantai becek. Saluran untuk penampungan air juga cukup besar, sehingga air mengalir lancar.

    Menurut pengelola Pasar Desa Cangkuang, Dodi Kurniadi, Minggu (23/11), Pasar Desa Cangkuang memiliki sekitar 35 kios dan 10 pedagang kaki lima (PKL). Hampir seluruh kios yang ada terisi. Hanya tiga kios yang ditinggal pemiliknya dengan alasan yang tidak jelas.

    Dikatakan Dodi, kebanyakan pengunjung yang datang ke pasar ini adalah warga kompleks dan penduduk yang ada di sekitar lokasi pasar. Pasar ini akan ramai pada hari Sabtu dan Minggu. Hal tersebut disebabkan banyak warga yang libur kerja. Banyak warga yang bekerja. Sehingga jika Sabtu dan Minggu, pengunjung yang datang lebih ramai.

    Dodi menambahkan, saat awal berdiri sekitar tahun 1992, Pasar Desa Cangkuang Kulon sangat ramai dikunjungi pembeli. Seiring menjamurnya pasar tradisional, Pasar Desa Cangkuang Kulon pun mulai ditinggalkan. Pengunjung yang dulu datang bukan hanya penduduk sekitar, ada juga penduduk dari desa lain yang sengaja datang meskipun jaraknya cukup jauh karena saat itu keberadaan pasar sangat jarang. Tapi sekarang sudah banyak pasar. Orang pastinya mencari pasar yang tidak jauh dari rumahnya. Sekarang yang datang hanya penduduk di sini saja. Kendati demikian, jumlahnya lumayan banyak.

    Sementara itu, para pedagang menyatakan, keberadaan pasar di tengah permukiman memang menguntukan mereka. Pasalnya banyak warga komplek yang datang. Meskipun hanya satu atau dua orang saja yang datang, tapi sering, jadi tidak pernah berhenti melayani. Apalagi kalau hari Sabtu dan Minggu yang beli malah lebih banyak lagi, soalnya libur kerja, ujar Zaenal Mutaqien, pedagang sayuran.

 

 

Sumber : Harian Umum Galamedia, Senin 24 November 2008