Pasangan Abu-Erna Sementara Unggul Tipis

Tak jauh berbeda, data dari Desk Pilkada Kab. Bandung Barat, Abu-Erna (SAE) yang mendapat nomor urut 2 meraih 302.161 suara (52,56%) suara, sedangkan pasangan nomor urut 1, Agus-Haris (Ahlina) memperoleh 272.702 (47,44%).Tim kampanye kedua pasang calon pun turut melakukan penghitungan cepat. Tim Agus-Haris mencatat, pasangan nomor urut 1 itu memperoleh 119.760 (52%) suara, sedangkan nomor urut 2 mendapat 109.331 (47%) suara. Sebaliknya, tim Abu-Erna mencatat pasangan nomor urut 1 meraih 218.769 (48%) suara, dan nomor urut 2 memperoleh 236.991 (52%) suara.

Pasangan Agus-Yasmin menang di Kec. Cipeundeuy, Cikalongwetan, Cisarua, Parongpong, dan Batujajar. Sementara, pasangan Abu-Erna unggul di Kec. Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Cililin, Cihampelas, Lembang, Cipatat, Padalarang, Ngamprah, dan Sindangkerta. Data itu sebenarnya cukup mengejutkan, karena dua hari menjelang pencoblosan salah seorang tim kampanye pasangan Abu-Erna mengaku cuma yakin "memegang" 4 kecamatan, yakni Lembang, Cihampelas, Cililin, dan Cipongkor.

Agus Yasmin bersama istri Tati Setiawati, mencoblos di TPS 12, Komplek Parahyangan Permai, Desa Ciwaruga, Kec. Parongpong. Sementara pendampingnya, Haris Yuliana dan istri, Rita Rahmasari mencoblos di TPS 31, Komplek Permata Cimahi, Desa Tanimulya, Kec. Ngamprah. Di TPS 12, Ahlina mendapat 132 suara dan SAE mendapat 43 suara, sedangkan di TPS 31, tempat Haris mencoblos, Ahlina mendapat 340 suara dan SAE mendapat 59 suara.

Pascapencoblosan, Agus dan Haris optimistis memenangkan pesta demokrasi di Bandung Barat. Saya tidak bicara angka. Tapi, insya Allah, saya berkeyakinan menang.Takhanya pada angka, tapi kebesaran hati. Barusan Ketua Umum Partai Golkar, Bapak JK (Jusuf Kalla), menelefon saya dan mendoakan kesuksesan Ahlina, ujarnya, seusai berbincang-bincang dengan JK.

Sementara itu, Abubakar bersama istri dan keluarga melaksanakan pencoblosan di TPS 015 Kp. Sukamandi Desa/Kec. Lembang. Di TPS itu, SAE menang telak dengan raihan 397 suara, jauh meninggalkan pasangan Ahlina yang memperoleh 69 suara. Sedangkan Ernawan bersama istri dan keluarga mencoblos di TPS 006 Kp. Sukatani Desa/Kec. Cililin. Di sana, SAE pun menang telak (336 suara) terhadap pasangan Ahlina (66).

Seusai mencoblos, Ernawan bersama keluarga berkunjung ke rumah orang tuanya di Kp. Sumurbandung, Desa/Kec. Cililin, Kab. Bandung Barat. Suasana haru tercipta ketika Hj. Siti Marhamah (93), ibu Ernawan, memasukkan surat suara ke dalam kotak. Karena sepuh, Siti tak bisa pergi ke TPS karenanya petugas dari TPS 012-lah yang datang. Seusai memasukkan surat suara, Siti Marhamah memanjatkan doa untuk keberhasilan anak bungsunya.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Dr. H. Toto Saputra, ketika berada di Ngamprah, Kab. Bandung Barat, mengatakan, Tingkat partisipasi masyarakat Kab. Bandung Barat dalam Pilbup diperkirakan hanya sekitar 60%. Selain karena sosialisasi kurang maksimal terutama kepada pemilih pemula, masyarakat pun sudah jenuh dengan proses pemilihan kepala daerah. Apalagi, masyarakat berpikir, siapa pun yang menang tidak akan membawa pengaruh signifikan terhadap mereka.

Menurut dia, tidak maksimalnya sosialisasi akibat mepetnya waktu yang dimiliki KPU Kab. Bandung. Mendagri baru mengeluarkan surat persetujuan penetapan jadwal pelaksanaan pilbup 28 Mei lalu. Kondisi itu menghambat pencairan dana sebab tanpa persetujuan Mendagri, penjabat Bupati Bandung Barat tidak bisa mencairkan dana tersebut. Hal itu berdampak pada pentahapan pilbup di Bandung Barat. Bahkan, lanjutnya, banyak pentahapan pilbup di Kab. Bandung Barat yang melompat-lompat dan dimulai sekitar April lalu. Padahal, seharusnya pentahapan sudah dilakukan 3-4 bulan sebelumnya.

Toto mengemukakan, banyaknya pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun ini membuat masyarakat jenuh. Sebab, setelah masyarakat mengikuti proses pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pilgub) Jabar, kemudian masyarakat di beberapa desa harus mengikuti proses pemilihan kepala desa (pilkades). Setelah itu, dilanjutkan proses pilbup.

Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terlihat dari hasil perhitungan suara di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS). Salah satunya, di TPS 12, Kompleks Parahyangan Permai, Desa Ciwaruga, Kec. Parongpong, tempat Agus Yasmin mencoblos. Dari 395 daftar pemilih tetap (DPT), yang menggunakan hak suara hanya 178 orang atau 45%.

Menurut Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 12, Suherlan, kondisi itu disebabkan TPS itu berada di lingkungan komplek, yang masyarakatnya cenderung kurang antusias mengikuti proses pilkada.Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat Bandung Barat juga terjadi di TPS 6, Kp. Curug Agung, Desa Kertajaya, Kec. Padalarang. Menurut Ketua KPPS H. Nandang, dari 471 jumlah DPT, masyarakat yang menggunakan hak pilih hanya 232 orang. Dia menduga, masyarakat sudah jenuh mengikuti proses pilkada. Sebab, setelah pilgub, mereka mengikuti pilkades pada 4 Mei lalu. Setelah itu, mereka masih harus mengikuti pilbup.

sementara itu Kapolda Jabar, Irjen Pol. Susno Duadji saat memantau TPS 5 Desa Ciburuy, Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat, menilai, pelaksanaan Pilbup Bandung Barat tergolong paling aman dibanding pelaksanaan pemilihan kepala daerah di kab/kota lain di Jawa Barat. Hal itu ditandai dengan tiadanya penggunaan metode kampanye berupa pengerahan massa. Menurut dia, model kampanye yang didominasi dialog patut dicontoh oleh kab/kota lain di Indonesia.

Jauh dari model kampanye di daerah-daerah lain. Kalau ini jadi model kampanye di Indonesia, sudah bagus sekali karena sudah meninggalkan bentuk hura-hura, yang dipaparkan adalah program. Ini pertanda kehidupan demokrasi mulai dewasa.

Kendati demikian, kata dia, kepolisian tetap menurunkan dua pertiga kekuatan, yakni sebanyak 1.159 personel. Selain itu, kekuatannya masih ditambah dua kompi dari Polda Jabar dan 1 kompi dari Polwil Priangan. Susno memantau secara langsung pelaksanaan pilbup bersama Ketua KPU Jabar, Setia Permana, dan unsur muspida Pemprov Jabar lainnya, yaitu Gubernur Jabar, Danny Setiawan, Ketua DPRD Jabar, H.A.M. Ruslan, Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar.

Selama pemantauan, rombongan muspida Provinsi Jabar didampingi langsung unsur muspida Kab. Bandung Barat, di antaranya Penjabat Bupati Bandung Barat, Tjatja Koeswara; Ketua DPRD Kab. Bandung Barat, Tatang Gunawan, dan unsur dari panitia pengawas pemilu KBB, serta Ketua KPU Kab. Bandung, M. Budiana.

Danny Setiawan bersama rombongan memantau langsung pelaksanaan pilbup di TPS 5 Desa Ciburuy, TPS 15 di Kp. Rancabali, Desa Padalarang, dan di TPS 14 di Kota Baru Parahyangan. Danny menilai, animo masyarakat sangat tinggi dalam pibup di KBB. Ia mengatakan, jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya sudah mencapai 35% di TPS tersebut selama dua jam pertama. Danny berharap partisipasi masyarakat bisa lebih tinggi. Saya juga berharap agar masyarakat Bandung Barat memilih pemimpin yang bisa memimpin Bandung Barat dalam waktu lima tahun ke depan.

Ketua KPU Kab. Bandung, M. Budiana mengkhawatirkan terjadinya pemadaman listrik pada proses penghitungan suara Pilbup Bandung Barat. Ia berharap agar PT PLN tidak melakukan pemadaman listrik di wilayah Kab. Bandung Barat selama proses penghitungan suara berlangsung hingga 14 Juni mendatang. Dari PLN Jabar sudah merespons permohonan kami, tapi PLN Cimahi belum merespon.

Dihubungi secara terpisah, Humas PT PLN Areal Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi, Ahmad Toha, mengatakan bahwa PLN akan memperhatikan keinginan tersebut. Kami rekomendasikan itu kepada bagian pengaturan beban yang ada di Bandung. Tapi, menurut jadwal, tidak akan ada pemadaman di wilayah Sekretariat KPU. Kalaupun ada, kami sudah menyiapkan genset.

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Edisi Senin, 9 Juni 2008