Kendalikan Sampah RT, Teh Nia ajak Warga Ubah Gaya Hidup

Himbauan pengendalian lingkungan sudah acap kali digelorakan. Namun kondisi yang terjadi masih tetap sama, sampah menjadi permasalahan lingkungan. Maka sebagai salah satu sumber utama, sampah rumah tangga harus dikelola dengan benar dengan mengubah gaya hidup sehat warga itu sendiri.

Hal tersebut disampaikan Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Bandung H.Kurnia Dadang Naser usai acara Sosialisasi Pengendalian Sampah Rumah Tangga, yang digagas Dharma Wanita Kabupaten Bandung di Gedung Dewi Sartika Soreang, Kamis (18/5).

"Penerapan gaya hidup sehat, harus diterapkan pada seluruh masyarakat, tak terkecuali ditingkat rumah tangga?" Ucapnya.

Pengelolaan sampah dan lingkungan yang baik, menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itu, Teh Nia mengajak masyarakat peduli dan mengubah gaya hidup, agar dapat mengendalikan sampah sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.

"Ini harus menjadi tanggung jawab kita semua. Jangan semua diberi tanggung jawab ke pemerintah, komunitas dan sebagainya. Kalau semua diberikan tanggung jawab ke pemerintah, tidak akan selesai. Oleh karena itu, berkali-kali saya katakan, ini bagaimana tanggung jawab sosial masyarakat lebih ditimbulkan lagi," demikian disampaikan Teh Nia sambil menggelorakan sabilulungan kendalikan sampah RT.

Menurut Teh Nia, perubahan gaya hidup dan kemajuan ekonomi masyarakat juga memberikan kontribusi besar terhadap penumpukan sampah setiap harinya. Para ibu rumah tangga, kata Dia, dulu memasak dengan bumbu dan bahan yang diolah secara tradisional.

Namun kini, semua itu telah dibungkus dengan plastik kemasan yang menarik dan modern sehingga tanpa disadari menambah sampah rumah tangga.

"Kalau semua cara makan seperti restoran Padang, yang dibayar hanya yang dimakan, yang sisanya dijual kembali, maka tidak akan banyak sampah. Tetapi rata-rata yang dimakan itu, hanya 70 persen, 30 persennya dibuang, makin banyak sampah. Ini juga menjadi penyebabnya banjir," terang Teh Nia yang juga selaku istri Bupati Bandung itu.

Dia mengingatkan penggunaan kantung plastik, tidak terlepas dari kemajuan teknologi dewasa ini. Murah dan mudahnya hasil teknologi, lanjutnya membuat masyarakat tidak lagi menggunakan daun, tetapi beralih ke plastik sebagai pembungkus makanan.

"Kalau zaman dulu, setiap kita beli sesuatu nasi atau kue, kalau nasi bungkus artinya dibungkus dengan daun. Kalau kita beli lemper berarti dibungkus dengan daun, tetapi sekarang hampir semua dibungkus dengan plastik atau kotak plastik," ucapnya

Menurut Teh Nia, perlu ada penekanan pengelolaan dan pemanfaatan sampah, agar dapat membangun lingkungan yang bersih dan sehat. Salah satu solusi yang selama ini dikenal, lanjutnya yakni dengan cara 3 R, yakni reduce, recycle dan reuse.

"Jadi bagaimana memanfaatkan itu sebaik-baiknya. Kita tahu semua prinsip-prinsip yang sering dikampanyekan. Ada 3R (reduce, recycle, reuse). Sebenarnya prinsip yang mudah," seru Nia.

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tandasnya,volume sampah domestik mencapai 1.750 ton per hari, dengan 320 ton perhari sampah organik yang terangkut , sehingga menyebabkan penumpukan sampah mencapai 1.430 ton. "Saya harap seluruh anggota kader Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Bandung, bisa menyampaikan kembali pada masyarakat setempat," pungkas Dia.

Press Release Kominfo Setda.