Kamojang Hill Bridge, Akses Penunjang Jalan Strategis Nasional Jabar Selatan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung terus berupaya memantapkan pembangunan infrastruktur di wilayah Kabupaten Bandung. Diantaranya meningkatkan jaringan jalan yang baik. Sarana jalan, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.  Tak hanya itu, infrastruktur jalan yang baik berdampak pada kondisi sosial budaya kehidupan masyarakat.

“Infrastruktur yang baik, menjadi modal sosial masyarakat dalam menjalani roda perekonomian. Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi tinggi, tidak mungkin dicapai tanpa ketersediaan sarana jalan yang baik dan memadai,” ungkap Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H, S.Ip, M.Ip di rumah jabatannya di Soreang, Selasa (25/2/2019).

Jembatan Cukang Monteng, atau yang lebih dikenal Kamojang Hill Bridge, menjadi salah satu  komitmen Bupati Dadang Naser terhadap peningkatan jaringan transportasi di Kabupaten Bandung. Keberadaannya diharapkan dapat berdampak signifikan pada wilayah di Jawa Barat (Jabar), bisa menjadi akses penunjang jalan strategis nasional Jabar Selatan, serta mempermudah akses wisata geothermal dan pembangkit tenaga listrik panas bumi di kawasan Kamojang.

Secara geografis, Kamojang Hill Bridge berada di Desa Laksana Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. Dengan warna kuning yang mencolok, kontras dengan hutan hijau di sekitarnya, menjadi sangat menarik jika dilihat dari kejauhan. Selain spotnya bagus untuk swafoto, pemandangan di sekitar jembatan kamojang pun sangat indah dan sejuk.

Salah satu fungsi jembatan itu sendiri, menurut bupati menghubungkan daerah Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut. “Sehingga memudahkan transportasi khususnya bagi para petani, untuk membawa hasil pertaniannya ke luar wilayah Kabupaten Bandung. Disamping itu, jembatan ini juga menjadi jalur idaman bagi yang ingin menuju Garut tanpa kena macet,” ucap Dadang Naser.

Dadangpun berharap, kehadiran jembatan cukang monteng bisa menjadikan magnet tersendiri bagi para bikers, penggemar touring ataupun bagi pelancong yang ingin mengunjungi kawah di kawasan Kamojang. “Semoga keberadaan infastruktur ini akan meningkatkan kepuasan masyarakat dalam bertransportasi,” tandasnya pula.

Sementara itu Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Bandung Achmad Kosasih, S.Ip, M.Si menyebutkan, pembangunan jembatan yang memiliki panjang 100 meter itu menelan biaya sebesar 85 milyar rupiah. “Biayanya 100% menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bandung, terbagi dalam dua tahun anggaran yakni tahun 2014 dan 2015,” ucap Achmad Kosasih.

Untuk mengingatkan kembali pada masyarakat, Achmad Kosasih menjelaskan bahwa tahun 2018 lalu pembangunan infrastruktur dan Jembatan Cukang Monteng dinobatkan sebagai jalan hijau Indonesia melalui penghargaan Green Road Rating Indonesia.

Penghargaan ini diberikan oleh Pusat Penelitian Pembangunan Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Jalan hijau ini, kata Achmad merupakan jalan yang dirancang dan dilaksanakan dengan menerapkan prinsip keberlanjutan. Meliputi aspek perlindungan lingkungan, aspek pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dan aspek ekonomis.

Terpilihnya jalan dan jembatan tersebut, lanjut Achmad karena dinilai sudah memenuhi persyaratan, yakni berupa dokumen Life Cycle Cost atau diwakili oleh Laporan Studi Kelayakan dan dokumen lingkungan seperti Amdal/UKL-UPL/Izin Lingkungan. 

“Pembangunan infrastruktur di Ibun ini sudah memenuhi prosedur. Mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan konstruksi juga operasionalnya, bahkan sudah direncanakan beberapa tahun sebelumnya,” pungkas Achmad.

Sumber : Humas Pemkab Bandung