Kab. Bandung Jadi "Kab. Stroberi"

 

      Dikatakan Kabid Sarana dan Pengembangan Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bandung, Drs. Engkus Kustyana, S.E., M.Si. di Soreang, Jumat (28/11), pencanangan tersebut dilakukan pemerintah pusat pada awal November lalu. Bahkan BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) bekerja sama dengan LPUM (Lembaga Pengembangan Usaha Mandiri) Kab. Bandung telah menggelar kontak dagang dengan ritel pasar modern di Jakarta yang berminat terhadap produk olahan stroberi dari Kab. Bandung tersebut.

    Dijelaskan Engkus, jumlah areal tanam stroberi di tiga kecamatan, yaitu Ciwidey, Rancabali, dan Pasirjambu mencapai 130 ha dan terdapat 110 kelompok. Produksi per harinya sendiri mencapai 12,5 ton dan baru terserap sekitar 20%, sisanya hingga saat ini belum termanfaatkan dengan baik.

    Ditambahkan Engkus, konsep OVOP sebenarnya sudah lama berkembang di Kab. Bandung yang dikenal dengan sentra. Konsep serupa juga sudah berkembang di Jepang atau Thailand. Dengan sudah terbentuknya OVOP di Kab. Bandung, sejalan dengan program pusat yang dikembalikan kepada daerah dan akan semakin cepat menuju pencapaian yang diinginkan.

    Dihubungi terpisah, anggota Komisi B DPRD Kab. Bandung, Tb. Raditya mengatakan, merupakan sebuah tantangan besar bagi Kab. Bandung untuk bisa mengembangkan wilayah selatan setelah beberapa potensi di utara berpindah ke Kab. Bandung Barat (KBB).

    Melihat kondisi alam di wilayah selatan yang nyaris sama dengan wilayah utara, menjadi sebuah tantangan bagi kita semua untuk bisa menggali potensi, sehingga bisa menggantikan potensi yang sudah berada di KBB itu.

    Wilayah selatan, dikatakan anggota dewan dari Partai Golkar ini, sebenarnya memiliki modal yang cukup dikenal sehingga tidak perlu merangkak dari bawah. Tinggal menunggu infrastruktur penunjang, kawasan selatan akan bisa menggeliat

 

 

Sumber : Harian Umum Galamedia, Senin 1 Desember 2008.