Diresmikan, TTP Kopi Cibeureum Kertasari Dadang Naser: ‘Lestarikan Alam dan Sejahterakan Petani Melalui IPTEK’

Taman Teknologi Pertanian (TTP) dengan fokus komoditas kopi, telah diresmikan. Taman seluas 1 (satu) hektar di Kampung Cirawa Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari tersebut,  mulai dibangun sejak tanggal 7 Agustus 2018.   

 

Penandatanganan batu prasasti TTP Kopi, dilakukan Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H., S.Ip., M.Si. bersama Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) yang diwakili oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si, Kamis (27/12/2018). 

 

“TTP yang dibangun di atas lahan milik pemerintah daerah (pemda) ini, merupakan semangat kita menyongsong pembangunan ekonomi pertanian berbasis teknologi. Selaras dengan Program Citarum Harum, TTP akan melestarikan alam sekaligus menyejahterakan masyarakat petani melalui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),” ucap bupati disela-sela acara.  

 

Ia berharap para petani, khususnya di Kertasari, merubah pola tanam dari konvensional menjadi berbasis teknologi moderen. Menurutnya, TTP tidak hanya dilihat dari infrastruktur gedungnya saja, tapi masyarakat akan mendapatkan ilmu pengetahuannya sekaligus.  

 

“Workshop dan Bimtek, melatih petani bagaimana cara pembibitan, pengolahan sampai pengelolaan pasca panen yang baik, cara roasting yang baik, sampai pelatihan barrista akan dilakukan di tempat ini. Dengan pendekatan IPTEK, kami yakin Kabupaten Bandung akan menghasilkan specialty kopi terbaik di Indonesia bahkan di dunia,” urai dia.  

 

Dadang Naser memandang, keyakinannya tidak berlebihan. Pasalnya Kabupaten Bandung sudah menunjukkan kualitas kopi kelas dunia. “Kelas-kelas kopi dunia sudah kita tunjukkan. Baik nasional maupun saat festival di Atlanta Amerika Serikat, dengan grade di atas 87. Kehadiran TTP ini semoga bisa terus meningkatkan gradenya,” harap Dadang Naser.  

 

Namun begitu, dirinya mengimbau agar label produk kopi asal Kabupaten Bandung diseragamkan. “Belum lama ini, kami membawa 15 petani kopi untuk diikutsertakan pada pameran internasional di Singapura. Ada koreksi, nama kopinya terlalu beragam dan sulit dihapal, harusnya satu merk saja. Saya usulkan namanya, Bandung Java Preanger Sabilulungan. Baru nanti di bawahnya dicantumkan Kopi Gunung Wayang, Kopi Gunung Puntang, Kopi Cibeureum dan sebagainya,” imbaunya.  

 

Dadang menambahkan, pembangunan di bidang pertanian nanti akan diikuti oleh bidang kepariwisataan. “Benih, laboratorium dan penelitian yang berkualitas disediakan negara, dan rakyat yang menjalankannya. Selanjutnya, dari bidang pertanian ini akan diikuti oleh agro wisata. Oleh karena itu, diharapkan agar gedung ini difungsikan dengan baik, dan menghasilkan produksi-produksi yang unggul untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung,” harap Dadang pula.  

 

Pria yang akrab disapa Kang DN tersebut, pada kesempatan yang sama juga menyerahkan 160.000 bibit kopi. Secara simbolis Kang DN menyerahkannya kepada 10 Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL). Kesepuluh CPCL tersebut merupakan kelompok tani asal Kecamatan Kertasari. Selain itu Kang DN juga menyerahkan sertifikat lahan pertanian kepada petani dari Kecamatan Pacet dan Soreang. 

 

“Saya atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, mengucapkan terima kasih kepada Balittri Kementerian Pertanian RI. Dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia, hanya 31 daerah yang diberikan kepercayaan mengelola TTP, termasuk Kabupaten Bandung,” pungkas Kang DN.  

 

Sementara itu Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Dr. Ir. Trip Alihamsyah, M.Sc., menyebut kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tiga hal. “Pertama IPTEK, kreativitas dan yang ketiga komitmen. TTP bisa berhasil dengan adanya komitmen bersama dari ABG plus C,” sebut Trip Alihamsyah.  

 

Trip mengurai A (Akademisi), yaitu adanya penelitian berkualitas dari para ahli untuk mengembangkan varietas-varietas pertanian yang unggul. B (Bussinessman), yaitu adanya pemodal dan penggerak usaha. G (Government), yaitu fasilitasi dari pemerintah baik pusat maupun daerah. Plus C (Community), yaitu adanya keinginan kuat dari masyarakat  baik petani maupun swasta.  

 

“Kami harap TTP ini difungsikan sesuai dengan Program Nawa Cita, yaitu Membangun Taman Sains dan Teknologi, sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi daerah berbasis teknologi. Sekali lagi kami titip pengelolaannya kepada Pemkab Bandung,” ujarnya pula.  

 

 

Sumber: Humas Pemkab Bandung