Dinkes Akan Menyelidiki Penyakit Kulit di Majalaya

    Kedua telapak kaki terasa gatal-gatal setelah menerobos genangan banjir di Jln. Raya Dayeuhkolot yang dipenuhi pabrik. Setelah digaruk ternyata malah membuat luka baru di kaki, kata warga Kec. Cangkuang, Abdullah, seraya memperlihatkan luka di kedua telapak kakinya, Jumat (11/6).

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Bandung menunjukkan, selama 2009 tercatat sebanyak 4.247 kunjungan pasien yang berobat ke puskesmas karena penyakit kulit. Diduga warga menderita gatal-gatal akibat limbah pabrik yang menggenangi areal persawahan, aliran sungai, ataupun jalanan.

    Meski jumlahnya relatif kecil, tetapi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Bandung akan membentuk tim untuk menyelidiki penyebab wabah penyakit kulit, termasuk kemungkinan dampak dari limbah pabrik,kata Kepala Dinkes Kab. Bandung, dr. H. Achmad Kustijadi, M.Epid., di Gedung M. Toha, Jumat (11/6).

    Menurut Achmad, jumlah 4.247 kunjungan relatif kecil karena hanya 3,66 persen dari jumlah kunjungan seluruh pasien. Bisa juga seorang pasien mendatangi puskesmas sampai dua kali, bahkan lebih. Kalau terdapat 4.247 kunjungan pasien, bisa jadi yang datang hanya 2.000 atau 3.000 pasien, karena seorang pasien bisa dua kali berobat ke puskesmas.

    Seperti diketahui, ratusan pabrik tekstil termasuk industri pencelupan kain berada di wilayah Kab. Bandung. Di Kec. Majalaya, limbah pabrik-pabrik tersebut sebagian dibuang ke saluran irigasi, sehingga mencemari areal persawahan. Sementara pada saat turun hujan, genangan air hujan bercampur dengan limbah pabrik meluap hingga ke jalan-jalan, sehingga membuat banyak warga gatal-gatal.

    Di lain pihak, rencana Pemkab Bandung untuk membangun instalasi pengolah air limbah (IPAL) terpadu di Majalaya juga belum terwujud karena ketiadaan investor yang berminat. Padahal, rencana pembangunan IPAL terpadu tersebut sudah digulirkan sejak 2002. Akibatnya, pabrik-pabrik di Majalaya yang sebagian di antaranya pabrik pencelupan kain membuang limbahnya secara sembarangan.

    Achmad mengatakan, data kunjungan pasien yang menderita penyakit kulit ke puskesmas pada 2006 sebanyak 5.052 kunjungan. Jumlah kunjungan selama 2006 adalah 121.934 kunjungan, atau pasien yang menderita penyakit kulit hanya 4,14 persen. Sementara 2007, jumlah kunjungan pasien yang menderita penyakit kulit sebanyak 5.430 kunjungan dari jumlah seluruhnya 108.977 kunjungan.

    Penyakit kulit, kata Achmad, masuk dalam peringkat kesepuluh besar penyakit yang mendominasi di Kab. Bandung. Penyakit kulit menempati peringkat kedelapan, sedangkan peringkat atas masih ditempati infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan hipertensi atau darah tinggi.

    Penyakit kulit yang mendominasi warga Majalaya adalah dermatitis tidak spesifik atau eksim dan dermatitis kontak akibat kulit tidak cocok terhadap detergen ataupun kosmetik. Tim dari Dinkes akan bergerak Senin (14/6), melibatkan dokter dari Puskesmas Wangisagara, Puskesmas Cikaro, Puskesmas Majalaya, dan RSUD Ebah Majalaya.

 

 

 

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Senin 14 Juni 2010