Di Cikancung, Tanaman Padi Terancam Gagal Panen

    Berdasarkan pemantauan, Minggu (15/6) di lapangan, kekhawatiran warga petani itu terlihat manakala lahan pertaniannya mulai dilanda kekeringan dan sebagian luas lahannya retak-retak. Kondisi fisik tanah seperti itu karena debit air yang mengalir di selokan di wilayah tersebut mulai mengalami penurunan.

    Bahkan, para petani harus ektra kerja keras membagi giliran air setiap dua hari sekali. Tidak jarang pula, akibat mulai menyusutnya volume air tersebut, hektaran lahan pertanian padi, masih di kawasan itu, belum digarap dan dibiarkan tidak produktif.

    Ieu oge anu bisa kapelakan pare, can tangtu bisa kapanen atawa kaarah hasilna. Komo deui lamun heunteu aya hujan antara saminggu dugi ka dua minggu mah, mungkin wae pelak pare ieu bakal paeh, keluh Oyoh (73), warga Kp. Cilulumpang, Desa Cikasungka, Kec. Cilancung  di areal lahan sawahnya, Jalan Raya Majalaya-Cicalengka Cikancung, kemarin.

    Oyoh dan petani lainnya, Ade (52) menambahkan, akibat mulai menurunnya debit air di selokan Cilulumpang, memaksa para petani harus melakukan giliran air. Mulai terjadi giliran air itu, sejak dua minggu terakhir ini. Jadi masing-masing petani mendapatkan kesempatan satu kali dalam dua hari mengairi sawah miliknya.

    Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kab. Bandung, Ir. A. Tisna Umaran, M.P. didampingi Kepala Bidang Tanaman Pangan, Ir. Ina Dewi Kania, M.P. menyatakan, memasuki pertengahan Juni ini, diperkirakan sudah memasuki awal musim kemarau.  Tetapi, di sejumlah wilayah, khususnya di Kab. Bandung masih ada turun hujan, kendati intensitasnya di bawah normal.

    Tisna juga membenarkan, kawasan pertanian padi di Kec. Cikancung merupakan kawasan rawan kekeringan. Selain itu, kekeringan juga tersebar di Kec. Baleendah, Ciparay, dan Kec. Arjasari. Di wilayah itu mencapai seluas 97 ha yang terancam kekeringan ringan.  Tisna mengungkapkan, lahan pertanian padi sawah yang terancam kekeringan itu, yaitu di daerah kawasan tadah hujan. Seperti halnya yang saat ini dikhawatirkan akan terjadi di Kec. Rancaekek.

    Karena pada umumnya, para petani di Kec. Rancaekek itu memaksakan menanam padi sawah, sedangkan daerahnya merupakan lahan sawah tadah hujan. Dikatakannya, untuk mengantisipasi kekeringan itu, pihaknya berusaha untuk membantu dan memfasilitasi para petani. Satu bulan yang lalu, sempat ada para petani di Kec. Bojongsoang yang mengusulkan bantuan pompa. Usulan dari petani itu, berusaha kami tampung dan kini sedang diusahakan.
 
 
 
Sumber : Harian Umum Galamedia, Senin 16 Juni 2008