CSR 1000 Sertifikat Pohon untuk SATAPOK

Untuk mendukung Program Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan (SATAPOK) yang digulirkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, PT Indonesia Power berpartisipasi dengan memberikan CSR berupa 1000 sertifikat pohon.

Hal tersebut disampaikan perwakilan IP, Heri H. saat rapat koordinasi dengan Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H., S.Ip., M.Ip., jajaran KODAM III Siliwangi yang dipimpin Kasdam Brigjen TNI Yosua Pandit Sembiring, S.Ip., Perangkat Daerah serta beberapa perwakilan perusahaan bidang geothermal di Rumah Jabatan Bupati Bandung, Selasa (23/01).

“Kami dari Indonesia Power akan turut berpartisipasi dengan memberikan CSR berupa 1000 sertifikat pohon untuk mendukung Program SATAPOK Pemkab Bandung,” ucap Heri dalam pertemuan bertajuk Konservasi Berbasis Ibadah dan Kesejahteraan melalui Gerakan Satapok dan Sertifikasi Pohon tersebut.

Heri menambahkan tujuan mulia untuk menghijaukan kembali hutan dari Pemkab Bandung ini tentu harus didukung oleh semua pihak termasuk Indonesia Power yang pembangkit geothermalnya terletak di kawasan hutan.

“Perusahaan kami sangat bergantung pada hutan, untuk itu kami sangat mendukung program ini. Pohonnya sendiri nanti disiapkan pihak Pemkab melalui DLH, mudah-mudahan sertifikat ini bisa membantu masyarakat petani perambah, tentunya kami berharap program ini terus berjalan dan berkelanjutan,” harapnya.

Sementara itu Bupati mengatakan rapat terkait Program Citarum Harum ini sudah kesekian kalinya dilakukan.

Pertemuan dengan jajaran KODAM III Siliwangi dan perusahaan geothermal kali ini, sebutnya, membahas upaya mengajak seluruh petani yang ada di sekitar hutan untuk beralih profesi.

“Tadi kita membahas upaya Pemkab untuk mengajak seluruh petani perambah hutan, terutama di sekitar hulu Sungai Citarum untuk turun gunung dan menghimbau mereka untuk beralih profesi dari petani perambah menjadi petani kopi, peternak atau profesi lainnya dalam rangka pelestarian hutan,” ujar Dadang Naser.

Peribahasa leuweung hejo rahayat ngejo, leuweung ruksak rahayat balangsak, menurutnya sudah dirasakan terutama oleh masyarakat yang ada di wilayah Cieunteung, Baleendah, Dayeuhkolot dan Andir akibat kerusakan hutan di hulu.

“Mohon sinergitas dari semua pihak untuk turut serta di dalam pelestarian alam termasuk menjaga lingkungan supaya sehat lestari tidak membuang sampah sembarangan, sampah harus dikelola dengan baik, hutan juga harus dikelola dengan baik, air sungai harus dijaga agar jangan sampai ada kotoran yang mencemari karena air merupakan sumber kehidupan,” paparnya.

Dengan dicanangkannya Program Satapok dan Sertifikasi Pohon, bagi masyarakat di hulu yang senantiasa peduli menanam pohon, bisa menikmati penghasilan dari hutan tanpa harus merusaknya.

“Saat pohon tumbuh pada 6 bulan kemudian akan diberikan sertifikat oleh Pemkab, dan juga melalui CSR yang sudah dicontohkan oleh PT Indonesia Power. Sertifikat ini nantinya menandai bahwa pohon itu miliknya, dan selanjutnya bisa diagunkan ke bank untuk membiayai pendidikan anak, atau untuk kepentingan lain yang sifatnya strategis, disini masyarakat bisa menikmati penghasilan dari hutan tanpa harus merusaknya,” imbuh Dia.

Bupati menambahkan bagi masyarakat yang masih ingin bertani, dipersilakan untuk menanam tumpang sari di bawah pohon tegakan, namun harus menanam kopi.

“Silakan lanjutkan bertani tapi menanam kopi, untuk tanaman sayuran diatur di atas lahan hantaran, artinya tidak ditanam di ketinggian, dan tidak di lahan dengan kemiringan di atas 30 derajat karena itu bisa merusak. Maka Pemkab memberi solusi untuk beralih profesi misalnya menjadi peternak domba, ayam, kelinci, atau bahkan profesi lainnya. Ini yang terus kita dorong dan kita pikirkan langkah-langkahnya,” pungkas Bupati.

Press Release Kominfo Setda.