Capetang, Sarana Kreativitas Anak

Komplek perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, kini memiliki spot baru bernama Gedung Calon Pemimpin di Masa Datang (Capetang).

 

Pada awalnya gedung itu dibangun untuk sarana penitipan anak khusus karyawan/karyawati Pemkab Bandung. Namun atas dasar pemikiran bahwa kebutuhan anak mulai dari 0 sampai 18 tahun semakin bertambah, gedung tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi anak usia dini.

 

Hal itu diungkapkan Bupati Bandung H. Dadang M. Naser saat meresmikan gedung yang berada di kawasan Taman Perpustakaan Pemkab Bandung tersebut, Jum’at (12/4/2019).

 

“Gedung Capetang dapat dijadikan sebagai sarana kreativitas anak, juga sebagai sarana olahraga semisal _yoga kids_ (yoga anak). Selain itu dapat juga untuk mengedukasi para orangtua perihal tumbuh kembang anak. Garis besarnya prasarana ini merupakan salah satu penunjang terwujudnya Kabupaten Bandung layak anak,” ucap Bupati Dadang Naser dalam sambutannya.

 

Pembangunan Capetang, tambahnya, merupakan salah satu wujud perhatian pemerintah daerah terhadap anak-anak sebagai calon pemimpin di masa yang akan datang. “Kita terus berikan motivasi sejak dini agar terbentuk pemimpin-pemimpin yang punya karakter, pemimpin yang bertanggung jawab, untuk mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri dan berdaya saing,” imbuhnya pula.

 

Dadang mengapresiasi kerjasama dan kolaborasi yang dilakukan Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan), Dinas Pertanian (Distan), Dinas Perdagangan dan Industri (Disperin), Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus), Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) atas pemanfaatan gedung tersebut.

 

“Inilah yang harus terus kita lakukan, mana program utama dan mana yang partisipatif, kita kuatkan kolaborasi sehingga kekompakan dan semangat Sabilulungan semakin nampak,” tutup Dadang.

 

Kepala Disperkimtan Kabupaten Bandung Ir. Erwin Rinaldi menambahkan, gedung baru tersebut dapat dimanfaatkan untuk beragam kegiatan positif.

 

“Anak-anak remaja bisa menjadikan sarana baru tersebut sebagai area berkumpul, nanti bisa difasilitasi DP2KBP3A untuk edukasi terkait perlindungan anak, atau dengan Disarpus misalnya melatih story telling (bercerita),” tambah Kepala Disperkimtan.

 

Masyarakat umum pun dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk berbagai macam kegiatan. “Bila dikelola oleh komunitas tentu akan lebih bagus lagi, karena mereka punya kegiatan rutin yang intensitasnya cukup sering. Kami di sini hanya menyediakan fasilitasnya, silakan dimanfaatkan, dan bukan tidak mungkin konsep ini bisa dijadikan contoh untuk dikembangkan di wilayah juga,” terang Erwin Rinaldi.

 

Pada kesempatan yang sama Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Bandung Hj. Kurnia Agustina Dadang Naser menuturkan, keberadaan spot kreativitas baru itu bertujuan untuk lebih menggali potensi anak yang ada di Kabupaten Bandung. 

 

“Hampir sepertiga penduduk Kabupaten Bandung berusia anak sampai remaja, artinya sarana prasarana yang ada harus mendukung dan memadai. Siapa tahu, dengan tergalinya potensi anak di Capetang ini, salah satu dari mereka akan menjadi bupati, gubernur atau menteri,” tutur Bunda PAUD.

 

Terlebih lagi untuk mewujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), kata Kurnia, pemerintah daerah harus memenuhi 10 hak anak yang salah satunya adalah hak bermain. 

 

“Kalau bermain dalam artian berkreasi sudah dilarang, atau sulitnya anak mendapat tempat untuk berekspresi, bagaimana kita bisa memberikan rangsangan kepada mereka untuk berkembang lebih baik lagi,” ucap Kurnia.

 

Perempuan yang akrab disapa Teh Nia itu menambahkan, banyak sekali spot yang bisa dijadikan contoh dari komplek perkantoran Pemkab Bandung untuk diterapkan di wilayah kecamatan. Teh Nia menyebutkan wilayah kecamatan dengan karakter lingkungan yang alami dapat dibuat taman seperti taman uncal.

 

“Kalau potensi di kecamatannya ada lahan lebih, buatkanlah seperti taman  perpustakaan dengan Gedung Capetang ini. Kenali karakter daerahnya untuk mencari kesamaan dengan yang sudah ada di komplek pemkab,” pungkas Teh Nia.

 

 

Sumber: Humas Pemkab Bandung