Bupati : ‘Saya Tidak Akan Menyuruh Wida Berhenti Berjualan’

Ada suasana unik pada acara Annual Summit 10 Tahun Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Bandung yang digelar di Gedong Budaya Sabilulungan, Rabu (27/12).

Setelah Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H., S.Ip., M.Ip. turun dari pentas usai memberikan sambutan, layar besar yang menjadi latar panggung menayangkan video yang menyentuh.

700 penonton yang mengisi Gedung pertunjukkan tersebut larut terharu menyaksikan profil anak perempuan yang berjualan cimol (‘aci digemol’) di sekolahnya. Namun bukan karena anak tersebut berjualan cimol yang menyebabkan para penonton terharu, akan tetapi latar belakang mengapa Dia sampai berjualan di sekolahnya.

Widanengsih, nama anak perempuan dalam tayangan tersebut, meskipun terlihat ceria dalam kesehariannya namun di dalam hatinya merasakan kesedihan yang mendalam karena merindukan kasih sayang seorang Ibu yang telah meninggalkannya selama 2 tahun ini menjadi TKI di Malaysia, sedangkan ayahnya sendiri telah meninggal karena kecelakaan kerja.

“Jauhkeun Bapa tina siksa kubur, Mamah diditu sing sehat, sing salamet, Allah sing welas asih ka Mamah, Wida mah hoyong Mamah sing geura-geura uih kadieu,” seru Wida dalam do’a diiringi tetesan air matanya.

Usai tayangan tersebut Pembawa Acara menghadirkan sosok Wida untuk kemudian menghampiri barisan terdepan penonton tempat dimana Bupati duduk. Bupati mengatakan, Dia diberitahu pihak media bahwa Widanengsih ini ayahnya telah meninggal dan ibunya sampai saat ini belum mengirim kabar.

“Dia berjualan sebagai tulang punggung keluarga, Saya merasa tersentuh karena latar belakangnya, waktu itu di media diberitakan bahwa Wida akan dijadikan Anak Angkat Bupati, dan itu betul, Saya akan menjadikan Wida sebagai Anak Angkat Saya,” ucap Dadang M Naser sambil terbata-bata dan terlihat matanya berkaca-kaca diiringi riuh tepuk tangan hadirin.

Bupati mengatakan Wida akan dijamin pendidikannya mulai saat ini sampai perguruan tinggi. Akan tetapi orang nomor satu Kabupaten Bandung tersebut tidak akan menyuruh Wida berhenti berjualan. “Saya akan bantu pendidikannya sampai perguruan tinggi, sedangkan untuk aktivitas Wida yang senang berdagang ini Saya tidak akan menyuruhnya berhenti, malah Saya ingin hobinya ini menjadi profesinya di masa depan,” tambahnya.

Saat ini Wida tinggal bersama nenek dan uwaknya yang menyandang disabilitas, Wida sendiri berjualan untuk membantu perekonomian keluarganya saat ini.

Mengapa Bupati tidak ingin Wida berhenti berjualan, Dia beralasan kegiatan berdagang ini untuk menempanya dalam dunia bisnis agar ke depan memiliki bisnis yang kuat. “Meski hobi berdagang tapi jangan lupakan sekolahnya ya, tentunya Wida mempunyai cita-cita, nanti Saya akan dukung langkah-langkah yang harus ditempuh dan juga biaya-biayanya,” janjinya pada anak perempuan itu.

Saat Wida kembali ke atas panggung, Dia ditanya berapa hasil yang didapatkan dari berjualan cimol, apakah merasa malu berjualan dan adakah teman-teman yang menghinanya karena berjualan.

“Saya sehari dapat 2 ribu, alhamdulillah teman-teman semuanya baik tidak ada yang mengejek Saya berjualan,” jawabnya.

Dia bercita-cita ingin menjadi seorang guru ngaji dan Saat inipun Dia mengajar adik-adik kelas di sekitar rumahnya untuk belajar membaca Al-Qur’an.

“Saya mengajar adik-adik kelas di sekitar rumah, Alhamdulillah sekarang Saya sudah hafal 2 Juz Al-Qur’an, Juz 16 sama Juz 22,” katanya.

Press Release Kominfo Setda.