Bupati : Pentingnya Edukasi Penanganan Bencana, Masyarakat Harus Selalu Siaga

Data indeks risiko bencana Indonesia (IRBI) tahun 2013, Kabupaten Bandung saat ini berada diperingkat 11 sebagai daerah rawan terjadi bencana di Provinsi Jawa Barat.

Hal itu mendorong Bupati Bandung H. Dadang M Naser, SH, S.Ip, M.Si untuk mengintruksikan seluruh pihak dan masyarakat agar selalu waspada terhadap segala risiko yang ada.

“Kita ini termasuk daerah yang rawan bencana, jadi semua pihak harus siaga dan waspada, sejak sebelum terjadi bencana harus diberikan edukasi, sosialisasi dan mitigasi. Saat terjadi bencana, harus respon cepat dn pasca bencana digencarkan pemulihan segala aspek,” ungkap Bupati saat menghadiri Apel Siaga Bencana Tingkat Kabupaten Bandung bersama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Bandung di Bale Rame Sabilulungan (21/12).

Menurut Bupati, upaya mengurangi resiko bencana sangat relevan apabila dikaitkan dengan fungsi pemerintah, yakni memberikan perlindungan kepada masyarakat, termasuk didalamnya melakukan upaya dampak terhadap resiko bencana.

"Penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah saja, tapi semua pihak yang di dalamnya ada masyarakat dan dunia usaha, " jelasnya.

Bupati menegaskan, apel siaga bencana tersebut harus dijadikan wahana untuk semakin ngukuhkan koordinasi, konsolidasi dan komunikasi semua pihak. Kahususnya kata Dia sebagai kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.

"Bagi BPBD Kabupaten Bandung, apel siaga bencana ini merupakan momentum untuk mengevaluasi kegiatan apa saja yang telah dilakukan selama ini, baik dalam mengecek kesiapan dan kekuatan personil, peralatan, logistik, sarana dan prasarana pendukung," ungkapnya.

Pada kesempatan itu Bupati Bandung berharap, masyarakat yang berada di daerah rawan bencana bisa melakukan penanggulangan bencana secara mandiri, tanpa harus menunggu pertolongan petugas. Jadi lanjutnya, bisa meminimalisir risiko yang ditimbulkan dari bencana yang terjadi.

“Masyarakat yang tinggal di daerah rawan, harus siaga bencana. Tim komunitas, relawan maupun masyarakatnnya bisa lebih cepat melakukan penanganan lebih cepat, ketimbang harus menunggu petugas. Edukasi seperti ini juga diupayakan agar ketika ada bencana mereka tidak panik, tetap tenang hingga tidak menjadi korban saat terjadi bencana," harap Bupati.

Selain gempa bumi dan tanah longsor, banjir menjadi konsentrasi bagi pemerintah kab. Bandung. Di kabupaten Bandung sendiri daerah rawan bencana banjir ada 16 kecamatan, longsor 24 kecamatan, puting beliung ada di beberapa kecamatan yang menjadi langganan dan setiap tahunnya bergeser 1-2 Km ketempat yang lainnya.

"Banjir bukan bencana lagi tapi sudah menjadi musim banjir, itu mesti ditangani dengan baik dari DASnya, dari hulu sampai hilir dan itu harus konkrit bagaimana keterlibatan stake holder yang ada terutama dari BBWS aparatur pusat dari provinsi dari masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon sembarangan itu juga hal yang mesti diajarkan" ungkap Bupati.

Menanggapi gempa bumi yang menimpa Tasik beberapa hari yang lalu Bupati bersyukur karna tidak ada korban jiwa di kab.Bandung tapi turut berduka atas korban yang ada di daerah lainnya.

"Untuk gempa bumi saya kebetulan merasakan getaran dua kali, malam dan pagi. Malam saya monitor pa Dandim ada korban atau engga, saya telfon pa tata. Saya kurang percaya saya tunggu, ini masalahnya gempanya panjang hampir satu menit, getarannya ternyata satu pulau jawa merasakan, dan yang tertinggi itu di tasik diangka 7 SR hingga ada korban. Di kabupaten Bandung hanya 4-5 SR saja dan mengakibatkan satu rumah roboh. Sekarang kita bersyukur alhamdulillah tidak ada korban tapi kita berduka atas korban yang ada di daerah lainnya di garut di tasik".

"Disini di Kab.Bandung harus siaga ketika gempa seperti itu, mungkin tidak ada bencana tapi takut ada rekahan sehingga ketika hujan deras menyimpan rekahan dan menjadi banjir bandang" ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Kepala BPBD Kab.Bandung Tata Irawan S, M.Si mengenai Apel Siaga Bencana.

"Apel ini kita laksanakan untuk menyikapi bencana yang terjadi di Kabupaten Bandung. Dengan diadakan apel ini diharapkan kesiapsiagaan terbangun antara 3 pilar sesuai lambang BPBD segitiga biru yakni pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Integrasi untuk terbangunnya kesiapsiagaan bencana, kita lakukan juga dengan jajaran samping TNI, Polri dan yang lainnya. Itu yang kita ingin perlihatkan kepada masyarakat bahwa kita siap menghadapi bencana. Karena siap menghadapi bencana maka insyaallah pengurangan risiko akan terjadi." ucap Kepala BPBD Kabupaten Bandung. 

Turut terlibat pada giat apel siaga TNI, Polri, Dishub, Basarnas, semua elemen relawan, penggiat kebencanaan, termasuk mahasiswa dan anak-anak sekolah, sekitar 1.500 orang, dan dihadiri pula oleh Ketua DPRD Kab.Bandung Ir. H.Anang Susanto, M.Si. Dandim Obog LETKOL Andre Wira K, S.Ap. M, Si. Dan Kajari Bandung Toto Sucasto, SH. MH. Dan undangan lainnya.

Press Release Kominfo Setda.