Bupati Minta Warga Waspada Longsor, Usai Hujan Deras

Usai hujan deras, longsor terjadi di Kampung  Singalombang Desa Sindangsari Kecamatan Paseh kemarin malam (Selasa, 26/3) dan menimpa sebuah rumah milik Bapak Sulaeman. Rumah tersebut memang berada tepat dibawah lereng gunung. “Untuk itu, saya minta agar warga yang tinggal di kawasan lereng gunung dan bantaran sungai  lebih waspada, apalagi saat malam hari, dimana sebagian warga tengah terlelap,” ucap Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, SH,S.Ip.,M.Si, di rumah jabatannya di Soreang, Rabu (27/03/2019).

 

Bupati Dadang Naser menyatakan prihatin atas bencana longsor tersebut. Meski tidak ada korban jiwa,  Bupati mengimbau  saat hujan tiba,  masyarakat  harus meningkatkan kewaspadaannya. Bukan saja ancaman longsor untuk warga yang tinggal di daerah perbukitan, namun hujan deras juga berpotensi menyebabkan banjir bandang yang datangnya sangat cepat.

 

“Saya ikut prihatin atas bencana longsor kemarin, kejadian ini harus menjadi pelajaran berharga. Dalam mendirikan bangunan, harus dilakukan perhitungan dulu, apakah layak menjadi pemukiman atau malah mengganggu ekosistem tumbuhan. Saya imbau agar semuanya lebih waspada menghadapi cuaca yang sering berubah tiba-tiba,” ujarnya.

 

Selain itu, Bupati juga berharap agar seluruh aparat di wilayah bisa meningkatkan koordinasi dengan dinas terkait. Selain menguatkan sinergitas, upaya menekan risiko dari bencana yang terjadi bisa lebih optimal. “Kita kan tidak tahu, kapan bencana itu datang pada kita, makanya melalui sinergitas semua jajaran, mari bersama-sama berupaya meminimalisir risiko bagi masyarakat yang menjadi korban bencana,” pungkasnya.

 

Sementara itu, Kepala  Pelaksana (Kalak) Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Ahmad Johara mengatakan, kondisi tanah yang labil dengan tingkat kemiringan yang cukup tinggi berpotensi longsor, apalagi sesaat sebelumnya terjadi hujan deras. 

 

Kejadian longsor itu lanjutnya, terpantau dan terlaporkan dari assessment rutin yang dilakukan aparat wilayah Kecamatan Paseh melalui radio komunikasi Pusdalops (Pusat Pengendalian dan Operasional) BPBD.

 

“Setiap hari kami melakukan pemantauan dan monitoring kebencanaan, dengan aparat di wilayah. Untuk longsor di Sindangsari, Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) langsung melaporkan melalui radio komunikasi disusul surat resmi dari Camat Paseh Komarudin, baru kemudian kita lakukan assessment,” imbuhnya.

 

Dia menuturkan,  tanah longsor bisa diprediksi sebelum terjadi. Misalnya  dengan melihat kondisi tanah, apakah tanahnya bergerak atau gembur. Selain itu, kemungkinan akan terjadi longsor  juga bisa diamati dari pergerakan tanaman pohon atau tiang-tiang yang tidak lagi berdiri tegak, namun menjadi miring.

 

"Longsor bisa dideteksi misalnya ada retakan di lereng, atau lereng mulai mengembung. Khusus longsor tidak muncul seketika. Penyebabnya cuaca dan penggunaan lahan yang tidak terkontrol," terang Ahmad Johara didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik  Sudrajat.

 

Dari hasil assessment tim di lapangan lanjutnya, bersama dengan Muspika dan masyarakat tambahnya, kerugian ditaksir mencapai sekitar 80 juta. Sampai saat ini, pihak BPBD sudah menyalurkan kebutuhan dasar seperti makanan siap saji dan alat kebersihan. 

 

“Hari ini aparat kecamatan setempat datang untuk membawa alat kebersihan dan makanan siap saji untuk korban. Untuk langkah selanjutnya, kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait, apakah akan dibantu untuk rehabilitasi bangunan rumah yang rusak atau seperti apa,” tandasnya.

 

 Sumber : Humas Kabupaten Bandung