400 ha Lahan Pertanian Terancam Limbah Cair

    Adanya kekhawatiran warga itu, mengingat akhir-akhir ini kondisi aliran Sungai Cimande sudah mulai ada tanda-tanda perubahan, akibat adanya pembuangan limbah cair yang berasal dari sekitar 20 perusahaan industri yang ada di daerah aliran sungai (DAS) tersebut, Wakil Ketua Asosiasi Badan Perwakilan Desa (BPD) Kec. Rancaekek, Dedi Saepul Rohman, S.H. di Rancaekek, Selasa (1/7).

    Kekhawatiran warga itu mulai terkuak ke permukaan, lanjut Dedi, setelah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sukamulya menyampaikan keluhannya secara tertulis kepada Asosiasi BPD, belum lama ini. Keluhan dari Gapoktan Desa Sukamulya itu kami terima berupa surat tembusan, yang ditujukan mereka ke sejumlah perusahaan yang selama ini diduga sebagai penghasil limbah cair yang dibuang ke Sungai Cimande.

    Menurutnya, informasi yang ia terima dari warga petani setempat itu, air Sungai Cimande warnanya sudah mulai berubah-ubah. Sewaktu-waktu terlihat berwarna hitam dan di lain waktu kembali berubah ke warna semula. Namun kapan mulai terjadi perubahan warna air Sungai Cimande yang diduga diakibatkan pembuangan/pencemaran limbah dari sejumlah pabrik itu, belum diketahui pasti.

    Yang jelas, pencemaran limbah di sungai tersebut sudah mendapat reaksi dari warga setempat. Jika tidak kunjung ditanggapi, Dedi menuturkan, warga berencana mendatangi sejumlah pabrik yang se-lama ini disinyalir membuang limbah ke sungai tersebut.

    Pasalnya warga khawatir sawah yang saat ini mereka olah menjadi tidak produktif akibat pencemaran limbah tersebut. Bahkan kekhawatiran warga itu juga muncul dari pengalaman yang sudah terjadi akibat pencemaran limbah di Sungai Cikijing, yang mencemari ratusan ha lahan sawah di empat desa di Rancaekek.
 
 
 
Sumber : Harian Umum Galamedia, Kamis 3 Juli 2008