Seorang Warga Pangalengan Tewas Tertimbun Longsor Banjaran Disergap Banjir 2 m

    Sementara banjir bandang dan longsor di Kec. Pangalengan, Kab. Bandung menelan seorang korban tewas dan mengakibatkan seorang lainnya mengalami luka-luka akibat longsor, Sabtu pukul 17.30 WIB. Korban tewas adalah Tono (38), warga RT 01/10 Kp. Sukadana, Desa Margamulya, Kec. Pangalengan. Tono ditemukan tak bernyawa setelah tubuhnya tertimpa longsoran tanah dan beberapa batang bambu.

    Ayah dua anak tersebut tak sempat menyelamatkan diri karena sedang berada di dalam kamar mandi. Waktu dievakuasi, Tono dalam keadaan jongkok seperti sedang mengambil air, ujar Cucun, Ketua RW 10. Sementara korban luka-luka adalah istri Tono, Ny. Leni (32). Dia berada di luar rumah saat kejadian, namun mengalami patah tulang kaki kanan. Kedua anak mereka, Neno (13) dan Hilman (8) selamat karena tak berada di rumah.

    Menurut Cucun, terjadinya bencana longsor diawali turunnya hujan deras sejak Sabtu pukul 13.00 WIB. Volume air yang tinggi serta tiupan angin kencang menyebabkan tebing setinggi 20 m longsor dan menimbun rumah Tono yang tepat berada di bawahnya. Beberapa batang bambu yang tumbuh di atasnya turut jatuh dan menimpa rumah berukuran 9 x 6 m yang baru dibangun beberapa bulan itu.

    Tono dimakamkan Minggu (16/3) pukul 10.00 WIB di Gunung Cupu, Desa Margamulya, Kec.Pangalengan Kab. Bandung. Keluarga korban diduga menderita kerugian hingga Rp 75 juta akibat musibah yang meluluhlantakkan rumah beserta isinya.

    Pada saat yang sama, longsor pun terjadi di enam titik jalan raya Desa Margamulya pada pukul 17.00 WIB. Akibatnya, arus lalu lintas di jalan tersebut sempat tersendat karena gundukan tanah menghambat laju kendaraan yang melintas. Namun, tidak sampai membuat jalanan macet total. Hanya sedikit terhambat, ujar Bundianun Marsus, Kepala Desa Margamulya.

    Hujan deras yang mengguyur Kec. Pangalengan dan Banjaran sejak Sabtu menimbulkan banjir bandang yang menyergap beberapa titik di daerah tersebut. Banjir yang disertai lumpur mulai menggenangi rumah warga sejak pukul 17.00 WIB dan mencapai ketinggian maksimal pada pukul 23.00 WIB. Satu dinding rumah milik Aji Wardi (45) di RT 02/03, Desa Kamasan, Kec. Banjaran, hancur dilumat banjir. Sekitar pukul 2.00 WIB dinding rumah saya jebol, tutur Aji yang tengah sibuk membersihkan lumpur yang menggenangi rumahnya, Minggu (16/3).

    Menurut Camat Banjaran Imam Irianto, lumpur yang mengiringi banjir di kawasan tersebut berasal dari Pangalengan. Hujan membawa lumpur dari pegunungan yang kini ditanami sayuran sehingga tak mampu menahan air. Hal itu terus terjadi setiap hujan turun deras.

    Pada waktu yang sama, banjir bandang pun melanda puluhan rumah di tiga RW Desa Margamukti, Kec. Pangalengan. Menurut salah seorang warga RW 07, Odong (23), banjir yang melanda daerahnya itu adalah untuk keempat kalinya pada tahun ini. Biasanya setiap tahun, banjir cuma datang sekali.

    Sejak pukul 17.00 WIB arus lalu lintas Kec.Majalaya Kab. Bandung lumpuh total akibat banjir yang menggenangi 40% wilayahnya, Minggu (16/3). Genangan air setinggi 60 cm menyelimuti jalanan. Sebenarnya sejak Jumat (14/3), banjir mulai menyergap Majalaya, tutur Camat Majalaya Yiyin Sodikin.

    Tiga desa yang menjadi sasaran banjir adalah Majalaya, Majasetra, dan Sukamaju. Meski demikian, warga tetap bertahan dan tidak meninggalkan rumah. Listrik pun mulai dipadamkan pukul 19.00 WIB. Warga berharap Pemprov Jabar menormalisasi Citarum.

 

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Senin 17 Maret 2008