RSUD Laswi Telah Layani 500 Pasien Covid-19

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalaya, yang berganti nama menjadi RSUD Laskar Wanita (Laswi) Sabilulungan, telah melakukan pelayanan kepada sekitar 500 pasien covid-19. Diawali dengan hanya menyediakan 4 tempat tidur, kini RSUD yang namanya didapat dari hasil sayembara tersebut, telah memiliki 57 tempat tidur khusus pasien penderita covid-19.

Hal itu terungkap dalam kunjungan kerja Bupati Bandung Dadang M. Naser, sekaligus peresmian nama RSUD Laswi di Kecamatan Paseh, Selasa (2/2/2021).

“Yang masuk ke rumah sakit karena covid, lebih banyak yang sembuh dibanding yang meninggal. Ini tidak terlepas dari adanya 3 RSUD yang kita miliki, ditopang sebanyak 62 puskesmas yang tersebar di 31 kecamatan,” ucap Bupati Dadang Naser.

Rumah sakit pemerintah itu, tutur bupati, telah melayani masyarakat lokal maupun di wilayah perbatasan Kabupaten Bandung. Hal itu menjadi komitmen jajarannya, untuk senantiasa meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu.

“Semoga dengan nama baru itu, RSUD Laswi dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal. Karena  kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang prima, sangat didambakan oleh seluruh masyarakat, terutama dari kalangan kurang mampu,” tuturnya.

Penamaan RSUD Laswi Sabilulungan, sebut Dadang Naser, selain mengingatkan terhadap nilai sejarah perjuangan masa lalu, juga mencerminkan semangat dan filosofi masyarakat Kabupaten Bandung. Ia mengungkapkan, nama baru yang didapat dari hasil sayembara beberapa waktu lalu dan dimenangkan oleh Rika Santika warga Kecamatan Banjaran itu, menggambarkan perjuangan kaum wanita Kabupaten Bandung yang memiliki semangat kebersamaan.

“Semangat kebersamaan Sabilulungan pejuang wanita Kabupaten Bandung dalam memperjuangkan kemerdekaan, patut kita implementasikan dalam melanjutkan pembangunan di segala bidang,” ujar Dadang Naser.

Tenaga kesehatan (nakes) sebagai pejuang covid-19, tambah Kang DN panggilan akrabnya, harus didukung penuh seluruh masyarakat dengan meningkatkan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan.

“Meskipun persentase meninggal karena covid di Kabupaten Bandung itu terbilang kecil, namun kedisiplinan protokol kesehatan harus terus ditingkatkan. Semangat kebersamaan inilah yang akan membuat kita mampu melawan covid-19,” ucap Kang DN.

Dengan kesigapan preventif dan kuratif dari insan kesehatan itu pula, lanjutnya, indeks kesehatan Kabupaten Bandung pada tahun 2019 mencapai 82,41 poin. “Di mana indeks kesehatan berkontribusi terbesar pada capaian IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Sementara itu AHH (Angka Harapan Hidup) mencapai 73-74 tahun, di mana usia 70 tahun itu masyarakat kita masih bisa produktif. Meskipun masih jauh dari negara Belanda dan Jepang, yang menetapkan usia pensiun di 75 tahun,” pungkas Kang DN.


Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan