Program Saperak Terus Digencarkan

Sebagai langkah preventif terpadu antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung dan masyarakat, program Sahabat Perlindungan Anak (Saperak) terus digencarkan sebagai upaya meminimalisir terjadinya kekerasan pada perempuan dan anak.

Hal itu diungkapkan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bandung Hj. Kurnia Agustina Dadang M.Naser saat meresmikan ruang bermain anak, pojok baca kreatif dan launching program Saperak di Aula Kecamatan Ciwidey, Kamis (4/10/2018).

“bersama-sama kita dukung Saperak ini, untuk menekan dan mencegah kekerasan terhadap anak dan perempuan. Kita sebagai orangtua harus tahu dimana anak bermain, dengan siapa, mainnya permainan apa dan jangan lupa supaya pola pengasuhan anak juga disupport dari para ayah,” ungkapnya.

Saperak sebagai gerakan bersama, tentunya harus dipahami betul oleh para orangtua, khususnya yang saat ini lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bekerja kata Istri Bupati Bandung ini.

Menurutnya seringkali para orangtua sibuk dan lengah dalam pola pengasuhan, sehingga anak kurang mendapatkan perhatian. “Para ayahpun punya peran penting dalam pola pengasuhan anak, jangan lengah dengan sibuknya bekerja, coba deh sesekali ajak anak bercengkrama dengan anggota keluarga lainnya, secara tidak langsung akan membangun rasa percaya diri, aman, nyaman, terbuka dan keterikatan,” ujar ibu yang biasa disapa Teh Nia itu.

Pada kesempatan itu, dia menyebutkan sepanjang Januari hingga Juni 2018, tercatat sekitar 150 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan sudah terlaporkan dan sebagian dalam proses penyelesaian kasus. Faktor penyebabnya yakni pola pengasuhan keluarga yang tidak tepat, lingkungan pergaulan, juga pengaruh dari penggunaan gawai yang tidak terkontrol orangtua juga melalui media sosial.

“Hati-hati dengan kecanggihan gawai, dampaknya bisa baik juga bisa buruk, kalau kita sebagai ortu tidak mengontrolnya. Anak-anak bisa saja jadi korban dan bisa juga jadi pelaku. Nah Saperak ini adalah gerakan para program untuk dilakukan para orangtua,” imbuhnya.

Dari angka 150 kasus yang terjadi, dirinya bersama tim P2TP2A menginventarisir sebanyak 67 kasus pencabulan, 22 kasus sodomi, 2 kasus human trafficking dan 29 kasus Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh pelaku berusia di atas 18 tahun sebanyak 40 orang, pelaku di bawah 18 tahun 136 orang bahkan pelaku berusia anak sebanyak 23 orang.

“Perlu upaya sabilulungan semua pihak dalam mendukung Saperak ini. Walau seperti mudah, namun perlu konsistensi dan komitmen stakeholder terkait, peran para orangtua, keluarga, aparat wilayah, APH serta pihak lainnya untuk terus berupaya,” harap Teh Nia didampingi Ketua PKK Kecamatan Ciwidey Fitri Priminingrum.

Pada kesempatan ini, Camat Ciwidey H. Karyadi Raharjo A,Ap.,M.Si menjelaskan selain launching Saperak, pihaknya juga telah melakukan pembangunan ruang bermain anak dan pojok baca kreatif, sebagai salah satu indikator menuju Kecamatan Ciwidey yang layak anak.

“Ini merupakan kerja sabilulungan dengan pihak Swasta dan BUMD yang telah mengendorse dan mensupport. Bukan saja pihak pemerintah, kita bangun juga kerjasama dengan swasta agar Kecamatan Ciwidey menuju daerah yang layak anak segera terwujud,” ucap Karyadi.

Dirinya berharap, masyarakat Ciwidey bisa memanfaatkan fasilitas ruang bermain anak yang berlokasi di halaman kantor Kecamatan tersebut, sebagai media ramah anak dan rekreasi murah saat mengasuh anak. Sedangkan pojok baca kreatif lanjutnya, diharapkan agar dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat.

“Kita harap ini semua bisa berdampak positif dan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh warga Ciwidey dan ini bisa dijadikan media rekreasi pengasuhan para orangtua. Silahkan pergunakan dan kita jaga rawat bersama,” pungkasnya.

 

Sumber : Humas Pemkab Bandung