Pemkab Bandung Gencar Lakukan Polimerisasi

Mengantisipasi bencana pergerakan tanah atau longsor saat musim penghujan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung  gencar melakukan penyemprotan cairan polimer. Setelah diujicoba tahun lalu di wilayah Pangalengan, tahun ini polimerisasi kembali dilakukan.

 

“Tempo hari di Pasirjambu, sekarang kita terapkan juga di Kamojang Ibun. Di mana titik kecuraman dan risiko longsornya cukup terkenal di sini. Cairan polimer mengeraskan tanah menjadi cadas, jadi tidak usah pakai tembok-tembok penahan tebing,” ujar Bupati Bandung H. Dadang M. Naser saat meninjau kegiatan polimerisasi di Desa Laksana Kecamatan Ibun, Rabu (7/10/2020).

 

Meskipun menjadi keras setelah disemprot cairan yang masih didatangkan dari luar negeri tersebut, kesuburan tanah tidak berkurang. “Sebelum disemprot, ini ada perlakuan dulu supaya kecuraman lahannya berkurang. Setelah itu, tanah akan mengeras seperti dibeton, tapi tanaman bisa tetap tumbuh. Karenanya ini kita padukan dengan penanaman rumput vetiver atau akar wangi,” tutur Dadang Naser.

 

Perpaduan cairan polimer dan rumput vetiver, diperkirakan efektif mencegah pergeseran tanah. Pucuk rumput vetiver, lanjutnya, bagus juga dipergunakan sebagai pakan ternak.

 

“Polimer memperkeras 5 sampai 8 sentimeter tanah di permukaan, sedangkan bagian bawahnya diperkuat oleh akar rumput vetiver. Pucuk vetiver ini bagus buat pakan sapi, domba atau kambing. Jadi multi fungsi, selain mencegah longsor juga mendukung usaha peternakan,” lanjut Dadang.

 

Area berisiko longsor di Ibun, urainya, cukup luas. Karena itu pihaknya melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), membagi perlakuan polimerisasi tersebut ke dalam beberapa segmen saja. Tak lupa ia mengimbau seluruh masyarakat, untuk senantiasa waspada saat datang musim penghujan.

 

“Di sini lahannya ada yang milik pemerintah, Perhutani dan juga milik warga. Nanti akan dikoordinasikan dan dilanjutkan ke segmen lahan lainnya di tahun-tahun berikutnya. Saya titip kepada warga Bandung, untuk sama-sama meningkatkan kewaspadaan. Mengantisipasi dan melaporkan potensi-potensi bencana saat musim hujan, baik berupa banjir bandang maupun longsor,” terang Dadang Naser.

 

Sementara itu Kepala DPUTR Kabupaten Bandung H. Agus Nuria menambahkan, tahun ini Pasirjambu dan Ibun dijadikan percontohan. “Mengingat banyak titik yang memang harus ditangani, kami bekerjasama dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk menentukan lokasi-lokasi rawan longsor lainnya. Jadi BPBD itu mengantisipasi dari sisi pencegahan bencana alamnya, sementara kami dari sisi efektivitas penahan tebingnya,” imbuh Agus Nuria.

 

Agus menerangkan, sebelum menggunakan teknologi polimer, pihaknya biasa melakukan betonisasi untuk menahan areal pertebingan rawan longsor. “Dengan polimerisasi ini tentu biayanya lebih murah ketimbang betonisasi. Kita terus mengevaluasi efektivitasnya, mudah-mudahan cara alamiah ini cocok dan bisa diterapkan di titik-titik lainnya,” pungkas Agus.

 

Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan