Pemkab Bandung Gelar Shalat Idul Adha di Tengah Pandemi

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menyelenggarakan shalat berjamaah pada peringatan Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriyah (H) tahun 2020 ini, di Dome Balerame Soreang.

Sehari sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melalui Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung, melaksanakan penyemprotan disinfektan di area penyelenggaraan Shalat Idul Adha.

Memasuki hari H, panitia pelaksana pun telah menyiapkan thermo gun untuk memeriksa suhu tubuh para jamaah, sebelum memasuki tempat shalat. Para jamaah juga diwajibkan memakai masker dan mencuci tangan atau hand sanitizer yang telah disiapkan panitia.

Selain itu, shaf antar jamaah diberi jarak dan usai pelaksanaan shalat, mushafahah dilakukan tanpa bersentuhan. Rangkaian pelaksanaan Shalat Idul Adha yang berbeda ini, dilakukan menyesuaikan protokol kesehatan pencegahan penularan covid-19.

Bupati Bandung H. Dadang M  Naser menyampaikan, setelah pandemi global melanda, Pemerintah Arab Saudi menutup ibadah haji bagi warga di luar Arab Saudi. Bahkan bagi warga setempat pun, pesertanya dibatasi.

"Kepada calon jamaah haji dari Kabupaten Bandung khususnya, mohon bersabar. Mudah-mudahan ini tidak mengurangi makna idul qurban, justru situasi ini menguji dan semakin menguatkan iman kita selaku hamba Allah," ucap Bupati Dadang Naser usai pelaksanaan Shalat Idul Adha di Dome Balerame Soreang, Jumat (31/7/2020).

Pandemi yang tengah dihadapi hampir seluruh negara di dunia itu, harus disikapi dengan sabar dan tawakal. Tidak bosan-bosannya, bupati mengajak seluruh masyarakat menerapkan tiga hal untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru.

"Selalu bermasker setiap keluar rumah, rajin cuci tangan pakai sabun dan jaga jarak saat berinteraksi sosial. Jika tiga hal ini disiplin kita lakukan, Insyaa Allah kita akan menang melawan corona. Virus ini tidak kelihatan namun benar-benar nyata adanya," imbuh bupati.

Idul Adha menurut Dadang Naser merupakan momentum bagi umat muslim untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subahanahu Wa Ta'ala. Sekaligus mempererat tali persaudaraan dan menunjukkan kepedulian sosial dengan berbagi terhadap sesama.

"Ini adalah ibadah yang berdampak habluminallah. Bagaimana pengorbanan leluhur kita Nabi Ibrahim alaihissalam, dengan kesabarannya rela mengorbankan anaknya, yaitu Nabi Ismail alaihissalam, semata-mata karena perintah Allah," tutur Dadang Naser.

Selain itu lanjutnya, ibadah kurban berdampak habluminannas. Bagaimana umat muslim diajak untuk senantiasa peduli dan berbagi terhadap sesama.

"Setiap helai bulu hewan kurban dinilai satu kebajikan, itulah pahala berkurban. Oleh karena itu, saya mengimbau Rakyat Bandung, mari kita senantiasa peduli kepada sesama. Berbagi kepada saudara-saudara kita yang terdampak covid-19 dari sisi ekonomi dan sosial," imbaunya.

Untuk pemotongan hewan kurban yang biasa dilakukan di halaman masjid Al Fathu pun, kini dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) milik Pemkab Bandung. "Tahun ini 5 ekor sapi dipotong di RPH Baleendah, untuk disebar ke beberapa kecamatan. Kita sudah menyiapkan RPH berijin di 7 kecamatan. Bagi masyarakat yang ingin melakukan pemotongan di RPH, itu gratis retribusinya," terang Dadang.

Namun demikian, pihaknya tidak melarang panitia kurban bila ingin melakukan pemotongan hewan di wilayahnya masing-masing. "Sebagai catatan, terapkan protokol kesehatan. Bagi yang sedang batuk atau sakit flu, mohon tidak ikut kepanitiaan. Selain itu, hindari antrian dalam pembagian hewan kurban, dagingnya harus dibagikan ke rumah masing-masing penerima manfaat," pungkas Dadang.

Sementara di tempat terpisah, Wakil Bupati (Wabup) Bandung H. Gun Gun Gunawan menyampaikan, selalu ada hikmah besar yang terkandung dari setiap ketetapan yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

"Pembatalan keberangkatan para calon jamaah haji, dilakukan untuk menjaga keselamatan jiwa para jamaah dari tertularnya virus corona. Bersabarlah, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar," urai Wabup saat bertindak selaku Khotib pada Shalat Idul Adha yang berlangsung di pelataran parkir Borma Desa Sayati Kecamatan Margahayu.

Kesabaran itu sendiri, ucap Gun Gun adalah sikap yang paling dibutuhkan dalam menjalankan ibadah haji. Kesabaran bisa menjadi ukuran mabrur atau tidaknya ibadah haji yang dilaksanakan.

"Hampir seluruh rangkaian ibadah haji membutuhkan kesabaran, mulai dari pendaftaran sampai pelaksanaan dan kembali ke tanah air. Tanpa kesabaran, jamaah haji tidak akan mungkin mampu melewati rangkaian ibadah yang memerlukan kekuatan mental dan fisik tersebut," ucap Gun Gun.

Ia mengajak umat muslim yang masih bisa melaksanakan kurban, untuk bersyukur. Bersyukur bahwa di tengah masa-masa sulit seperti saat ini, masih bisa melaksanakan kurban untuk tetap berbagi dengan sesama.

"Semoga keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetap terjaga. Dan semoga ibadah haji dan umroh saudara-saudara kita yang tertunda, akan dilancarkan di masa-masa mendatang, Aamiin Yaa Rabbal 'Alamiin," tutup Gun Gun.


Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan