Milenial, Agen Perubahan Perilaku Masyarakat

Ketua Forum Kabupaten Bandung Sehat (FKBS) Kabupaten Bandung Hj. Kurnia Agustina Dadang M Naser gencar mengajak kaum generasi muda untuk menjadi agen perubahan perilaku masyarakat pada masa new normal life atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Untuk menjadi agen perubahan, istri Bupati Bandung Dadang M Naser itu menuturkan, generasi muda perlu mengetahui dan memahami informasi tentang covid-19, misalnya penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

"Guna membangun kesadaran kolektif masyarakat di masa AKB, anak muda bisa menjadi pelopor dalam mengubah perilaku masyarakat disekitarnya. Salah-satunya dengan memberi contoh dalam menegakkan protokol kesehatan," ungkap Kurnia saat menjadi moderator pada acara Webinar Youth Movement For A New Normal Life yang berlangsung di Rumah Jabatan Bupati Bandung, Soreang, Minggu (23/08/2020).

Ia juga menjelaskan, jika seluruh generasi muda di Kabupaten Bandung ikut membantu pemerintah daerah dalam mengkampanyekan AKB dan penerapan protokol kesehatan, maka pemutusan mata rantai penularan covid-19 akan cepat terealisasi.

“Berbeda dengan orangtua, kaum milenial memiliki kekuatan lebih. Generasi muda bisa mengedukasi serta mengkampanyekan AKB dan penerapan protokol kesehatan melalui media sosial. Dengan begitu, mereka ikut andil dalam mencegah penyebaran coronavirus di Kabupaten Bandung,” papar Teh Nia sapaan akrabnya.

Dalam webinar yang diikuti 1.500 peserta, hadir pula sejumlah narasumber antara lain Ketua Divisi Diklat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Bandung Ganjar Safari, Pengurus PPNI Kabupaten Bandung Yani Maryani, dr. Tirta serta dr. Indah Kusumaningrum.

Dalam pemaparannya, dr. Indah Kusumaningrum atau yang lebih dikenal dengan Indahkus menjelaskan, dimasa pandemi seperti ini banyak anak muda yang stress. Oleh karenanya, dokter sekaligus penyanyi tersebut mengajak kaum millennial untuk mencari aktivitas positif, seperti menjadi relawan vaksin covid-19.

“Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah membuat vaksin corona. Agar hasilnya cepat, kami membutuhkan banyak relawan, tak terkecuali generasi muda. Jika peserta webinar di sini tertarik untuk menjadi volunteer vaksin, bisa menghubungi RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin),” jelas Indahkus.

Tak hanya itu, Indah juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak mendiskriminasi pasien covid-19. Pasalnya, perlakuan tersebut dapat berdampak serius.

“Kita boleh takut, tapi jangan paranoid. Di luar sana masih banyak masyarakat yang melakukan diskriminasi terhadap pasien. Jika mental pasien terguncang karena perlakuan itu, maka imunitasnya akan menurun. Dan itu sangat berbahaya bagi pasien covid,” pungkas Indah.


Sumber : Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan