KABUPATEN BANDUNG, BAROMETER KEBERHASILAN PILKADA JABAR

Helatan pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di 270 daerah, dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota di Indonesia, secara serentak memasuki tahap pencoblosan, termasuk di Kabupaten Bandung.

Bupati Bandung H. Dadang M. Naser bersama jajaran desk pilkada Kabupaten Bandung, mendampingi Gubernur Jawa Barat (Jabar) H. Ridwan Kamil dalam peninjauan dan monitoring pelaksanaan pencoblosan di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Sebelum nyoblos di Ciparay, saya mantau dulu di Soreang. Kabupaten Bandung mendapat atensi khusus dari Pak Gubernur, terkait pelaksanaan pencoblosan sekaligus penerapan prokes (protokol kesehatan) nya di sejumlah TPS," ungkap Bupati Dadang Naser di TPS 5 Jl. Raya Gading Tutuka Desa Sekarwangi Kecamatan Soreang, Rabu (9/12/2020).

Titik berikutnya, gubernur beserta rombongan bergerak ke TPS 8 Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu. Menurut pantauan bupati, secara garis besar pihak penyelenggara menerapkan prokes pencegahan covid-19 dengan cukup baik.

"Pemilih cuci tangan dulu sebelum daftar, dicek suhu tubuh, diberi sarung tangan sebelum nyoblos, dan setelah beres jarinya ditetesi tinta, jadi pemilih tidak mencelupkan jari. Tempat duduk berjarak, juga tidak ada kerumunan warga. Ini saya lihat upaya menjalankan prokesnya sudah cukup maksimal,, saya sangat mengapresiasi penyelenggara," tutur bupati.

Dirinya hingga tadi malam terus memantau melalui aparat kewilayahan, terkait kesiapan logistik di masing-masing TPS. "Baik perlengkapan pencoblosan maupun APD penerapan prokesnya, sudah OK, sudah siap," terangnya.

Ia pun mengimbau kepada para pemilih, untuk langsung pulang setelah selesai mencoblos.

"Karena sekarang ditetapkan sebagai hari libur nasional, beres nyoblos langsung pulang, tidak kumpul-kumpul dulu dengan warga lain. Sampai di rumah mandi, ganti baju, baru berinteraksi dengan keluarga," imbuh Kang DN panggilan akrabnya.

Kang DN pun mengucapkan terima kasih kepada warga, yang telah menggunakan hak pilihnya untuk menentukan pemimpin dalam lima tahun ke depan.

"Tentunya kita berharap, pandemi ini tidak menurunkan angka partisipasi pemilih. Sekilas saya lihat antusiasme warga cukup baik. Kita tunggu angka pastinya setelah KPU mengevaluasi. Mudah-mudahan harapan 77% partisipasi pemilih, bisa tercapai," lanjutnya pula.

Siapapun nanti calon yang akan menjadi pemenangnya, ia berpesan kepada seluruh tim sukses terutama yang melakukan quick count (hitung cepat), agar dapat meredam euforia berlebihan.

Kang DN juga mengimbau kepada seluruh masyarakat, untuk tetap toleransi dengan perbedaan. Kontestasi jangan sampai menghilangkan tali silaturahmi.

"Quick count bukan hasil akhir dari kontestasi, karena tetap harus menunggu penghitungan sah atau real count dari KPU. Siapapun pemenangnya, sukacita merayakan kemenangan adalah sesuatu yang wajar. Namun harus diingat dalam situasi sekarang ini, kita harus menghindari kerumunan yang tidak perlu. Mari kita hindari klaster pilkada, jadikan pilkada di tengah pandemi ini, menjadi pilkada yang sukses, aman, damai dan sehat," pungkas Kang DN.

Sementara itu Penjabat Sekretaris Daerah (Pj. Sekda) Kabupaten Bandung H. A. Tisna Umaran menambahkan, pemantauan gubernur bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar itu dilakukan, karena Kabupaten Bandung dipandang sebagai barometer keberhasilan pilkada di Jabar.

"Jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) kita paling banyak, demikian juga dengan TPS nya. Tentu atas dukungan moril dan pengamanan ini menjadi pendorong bagi kita, agar pilkada berjalan sukses tanpa ekses," ucap Pj. Sekda yang juga Ketua Desk Pilkada Kabupaten Bandung itu.

Terkait cuaca di musim penghujan, pihaknya telah melakukan antisipasi di TPS rawan bencana. Kesiapan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di lapangan, menurut penilaiannya sudah terkoordinasikan dengan cukup baik.

"Untuk pasien covid-19 yang tengah isolasi mandiri, maupun di BLK Manggahang, itu sudah ada petugas yang jemput bola. Namun sesuai arahan Kemendagri, bagi pasien yang kondisinya berat misalnya sudah pakai ventilator, itu tidak usah dipaksakan. Karena bagi petugasnya juga riskan," tambah Tisna menutup keterangannya.


Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan