Bupati dan Kapolresta Bandung Edukasi Kepada Siswa SMAN 1 Baleendah


Jajaran Forkopimda Kabupaten Bandung melaksanakan kunjungan kerja ke SMA Negeri 1 Baleendah, Kecamatan Baleendah, Senin (30/1/23) pagi. 

Dalam kegiatan tersebut, Bupati Bandung H.M.Dadang Supriatna didampingi Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo menjadi pembina/inspektur upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin di lapangan upacara SMAN 1 Baleendah. 

Dalam pelaksanaan upacara ini, Bupati Bandung dan Kapolresta Bandung memberikan pembinaan dan edukasi kepada para siswa. 

"Saya yakin dengan pola ini akan lebih  mengingatkan anak-anak kita untuk lebih berhati-hati dan saya selalu memberikan motivasi semoga anak-anak iSMAN 1 Baleendah menjadi pemimpin di masa depan yang lebih baik, sukses dan berakhlakul karimah," tutur Bupati Dadang Supriatna usai pelaksanaan upacara. 

Bupati Bandung mengungkapkan bahwa usia remaja merupakan masa transisi. Di fase ini anak-anak mengalami pubertas dan mulai  mencari jati dirinya.

"Di tahap ini banyak sekali gejolak emosi yang akan muncul pada masa remaja. Misalnya, menarik diri dari keluarga, masalah baik di rumah, sekolah ataupun lingkungan pertemanannya," katanya.

Ditegaskan Bupati Bandung, kenakalan remaja merupakan tindakan yang melanggar peraturan atau hukum yang dilakukan oleh anak dibawah umur 18 tahun. 

"Prilaku yang ditampilan, seperti membolos sekolah. Melanggar peraturan-peraturan sekolah, melanggar jam malam yang diberikan orang tua. Hingga pelanggaran berat, seperti vandalisme, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang dan sebagainya," katanya. 

Menurutnya, pemicu gagalnya remaja melewati masa transisi, dari anak kecil menjadi dewasa adalah lemahnya pertahanan diri dari pengaruh luar yang kurang baik. 

"Oleh karenanya lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal atau sekolah, lingkaran pertemanan yang baik sangat diperlukan dalam membentuk karakter dan sifat mereka kedepan," ujarnya. 

Dadang Supriatna mengungkapkan bahwa pernikahan dini sangat berisiko terhadap ibu dan calon bayi. Oleh karenanya perlu edukasi kepada para remaja tentang kesiapan nikah. Selain itu, pernikahan dini menjadi salah satu penyebab masalah stunting. "Maka perlu dilakukan pencegahan stunting sedini mungkin, di antaranya konsumsi tablet tambah darah bagi para remaja putri, dan pola makan sesuai pedoman gizi seimbang," katanya. 

Menurutnya, kemajuan bangsa dan negara bergantung kepada para siswa yang saat ini bersekolah, di antaranya di lingkungan SMAN 1 Baleendah. 

"Tahun 2045 merupakan tahun emas, yang sudah di depan mata. Saya berharap, mereka menjadi pemimpin bangsa dan negara kita yang kita cintai," katanya. 

Sementara itu, Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo mengatakan, dalam pelaksanaan kunjungan kerja dan menjadi pembina upacara pada upacara hari Senin di SMAN 1 Baleendah, sebagai wujud kerjasama Polresta Bandung dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung.

"Di mana di Minggu keempat, pada setiap bulannya, seluruh perwira di Polresta Bandung menjadi Inspektur Upacara di SMA-SMA dan di SMP-SMP," kata Kusworo. 

Kapolresta Bandung mengatakan, dalam pelaksanannya kerjasama dengan pemerintah daerah, di antaranya Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung. 

"Tujuannya adalah, pertama seperti yang diungkapkan Bapak Presiden, pencegahan stunting. Penyebab stunting adalah pernikahan dini, di mana pasangan masih belum mapan secara ekonomi, sehingga pemahaman ini bisa dipahami oleh para siswa," kata Kusworo. 

Kapolresta Bandung berharap, para siswa setelah selesai atau lulus SMA, tidak langsung menikah. "Tapi minimal dapat pekerjaan terlebih dahulu untuk bisa membina rumah tangga," katanya.

Tujuan kedua, kata Kusworo, untuk mencegah tawuran pelajar. "Mencegah menurunkan niat untuk bergabung dengan geng motor dan sebagainya. Sehingga angka kejahatan, angka tawuran, angka perkelahian pelajar bisa kita tekan melalui polisi go to school ini," katanya. 

Ketiga, lanjut Kapolresta Bandung, dengan hadirnya di tengah-tengah para siswa SMA untuk memberikan himbauan-himbauan yang dapat mengganggu atau mengantisipasi yang dapat menganggu masa depan atau cita-cita anak-anak. 

"Di antaranya bahaya narkoba, tidak bijak dalam bermedia sosial dan lainnya sebagainya. Harapan kami, bahwa anak-anak ini generasi mendatang bisa menjadi seperti apa harapan Bapak Presiden, yaitu menopang, mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045," ujarnya.***