Yadi, "Pemerintah Pusat Harus Turun"

    Ini sangat memprihatinkan warga Majalaya. Pemerintah pusat harus segera turun tangan untuk mengatasi banjir di kawasan itu, Rabu (9/4) malam. Menurutnya, Majalaya sebagai kota industri yang memberikan kontribusi terhadap product domestical brutto (PDB) cukup besar, baik untuk provinsi maupun nasional, ternyata kondisinya kurang diperhatikan. Bagi para pengusaha di kawasan Majalaya, kondisi ini rasanya sangat ironis sekali. Sebagai kontributor pendapatan nasional, ditengah impitan masalah yang bertubi-tubi menimpa para pengusaha di sana, bencana ini makin melumpuhkan semua potensi di kawasan ini.

    Rabu kemarin, kawasan Kota Majalaya kembali tertutup lumpur. Meski endapan lumpur akibat banjir bandang dari luapan Sungai Citarum pada Senin-Selasa (7-8/4) itu tidak sehebat pada kejadian sebelumnya.  Berdasarkan pemantauan, Rabu (9/4), di lapangan, ketinggian lumpur yang menutupi ruas Jalan Raya Laswi dan Kondang Desa/Kec. Majalaya itu rata-rata 30 cm. Tidak hanya menutup sejumlah ruas jalan, endapan lumpur juga menutupi selokan yang berada di kanan-kiri jalan tersebut. Kondisi seperti itu, membuat kawasan Kota Majalaya kotor dan kumuh.

    Endapan lumpur di sejumlah jalan raya tersebut, juga menghambat arus lalu lintas. Seperti terlihat di ruas Jalan Raya Laswi dan Kondang, sejumlah kendaraan terlihat antre, baik yang menuju dari Majalaya-Ciparay maupun sebaliknya. Kondisi tersebut disebabkan sebagian badan jalan tertutup lumpur dari kanan kirinya. Selain itu, sejumlah titik jalan raya di Majalaya juga mengalami rusak berat karena terus kebanjiran.

    Camat Majalaya, Drs. Yiyin Sodikin diwakili Sekretaris Kec. Majalaya, Lili Sadeli, S.Pd. mengatakan, tumpukan lumpur di sejumlah ruas jalan di Kota Majalaya itu akan segera ditanggulangi secara serius oleh jajaran Muspika Majalaya.

    Untuk melakukan pengerukan lumpur yang ada di ruas Jalan Raya Laswi dan Kondang, Desa Majalaya, kami sudah menjalin koordinasi dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Kab. Bandung, selain dengan Provinsi Jabar.

    Menurut Lili, pengerjaan/membersihkan lumpur di sejumlah ruas jalan itu, selama ini tidak pernah tuntas. Pasalnya, lanjutnya, banjir dari luapan Sungai Citarum terus-menerus terjadi dan menggenangi kawasan Kota Majalaya dengan ketinggian 2 meter.  Karena itu, guna mengantisipasi suasana kumuh dan kotor di Majalaya, kami mengharapkan Dinas PU Bina Marga Kab. Bandung segera menurunkan alat berat dan truk untuk mengangkut tumpukan lumpur.

    Sementara itu, bencana banjir yang kerap terjadi di Majalaya dan Ibun itu, sempat terungkap dalam aspirasi warga yang disampaikan pada pertemuan/dialog antara Komisi C DPRD Kab. Bandung dengan sejumlah camat, kepala desa, BPD, LKMD, MUI, tokoh masyarakat, dan pihak terkait lainnya yang berada di daerah pemilihan (DP) V di sebuah tempat di Ciparay, Kab. Bandung, Rabu (9/4).

    Demikian diungkapkan Ketua Komisi C DPRD Kab. Bandung, Agus Haryadi didampingi anggota lainnya, H. Daud Burhanudin, Ati Wiati, dan anggota lainnya seusai dialog menjelang lembar kerja pertanggungjawaban Bupati dan Wakil Bupati Bandung 2007. Menurut Agus, aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat itu menyusul adanya hasil kesepakatan antara Komisi C DPRD Kab. Bandung dengan jajaran Dirjen Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum RI.
 
 
Sumber : Harian Umum Galamedia, Kamis 10 April 2008