Warga Khawatirkan Penyimpangan Raskin

    Kami mengkhawatirkan terjadinya penyimpangan dalam penyaluran beras raskin. Karena ternyata ada beras raskin yang dijual di warung, ungkap Hariono (52), warga desa setempat, Selasa (10/6). Menurutnya, pihaknya menemukan bukti adanya beras raskin di sebuah warung yang dijual dengan harga Rp 2.230/kg-nya. Kata Hariono, beras yang peruntukannya untuk rumah tangga miskin (RTM) itu, diduga disalurkan secara tidak tepat sasaran.

    Kalau tidak salah, beras itu seharusnya disalurkan untuk keluarga miskin dengan harga Rp 1.600 per kilogramnya. Tapi ini kenapa bisa sampai dijual di warung? ungkapnya yang diiyakan Ojo (60), warga lainnya. Sementara itu, Kepala Desa Langonsari, Yayat Achadiat saat akan dikonfirmasi melalui telepon selulernya sulit dihubungi. Sedangkan menurut Sekdes Langonsari, E. Wiharta, kalau beras tersebut berasal dari oknum perangkat atau RT/RW tentu akan ditingdak sesuai aturan. Kami akan menelusuri dulu dari mana beras tersebut berasal.

    Menurutnya, beras raskin jatah desanya sudah langsung disalurkan ke RTM yang berhak menerimanya. Jumlah beras raskin yang diterimanya 11 ton yang disalurkan untuk 600 RTM lebih. Beras tersebut kami terima Jumat (6/6) dan Sabtu (7/6), semuanya sudah disalurkan ke masyarakat yang berhak, jelasnya.
Beras raskin di desanya dijual dengan harga Rp 1.600/kg, namun sampai ke masyarakat bisa mencapai Rp 1.800/kg. Soalnya ada penyusutan dan ongkos pengangkutan.

    Sekretaris Daerah Pemprov Jabar, Lex Laksamana beberapa waktu lalu, menyatakan, standar harga yang ditetapkan saat diterima oleh RTM selalu di atas standar harga yang ditetapkan karena adanya biaya operasional dan biaya distribusi.

    Karena itu dipandang perlu adanya upaya dukungan program dan biaya operasional dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota, agar harga beras program raskin ini di RTM penerima tetap pada kisaran Rp 1.600/kg.

    Sedangkan Bupati Bandung H. Obar Sobarna, S.I.P. mengatakan, tingkat serapan program raskin di Kabupaten Bandung sejak Januari hinga November 2007 sebesar 27.145.910 Kg, yang diperuntukkan bagi 247.064 RTM. Apabila dipersentasikan mencapai 99,62% dengan sisa yang tidak teralokasikan sebesar 102.088 kg atau 0,38%. Ditambahkan Obar, apabila dibandingkan dengan jatah pagu pada tahun 2006 yakni sebesar 14.787.000 kg yang diperuntukkan bagi 98.580 keluarga miskin, terdapat kenaikan sebesar 12.358.910 kg atau 54,47%. 
 
 
 
Sumber : Harian Umum Galamedia, Rabu 11 Juni 2008