Warga Kab. Bandung Rugi Rp 8,5 Miliar


Kasi Peningkatan SDM yang merangkap Kasi Kesiagaan dan Penanggulangan Bencana pada Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang Linmas) Kab. Bandung, Agus Laksono, mengungkapkan, Masyarakat dapat bersama-sama pemerintah menanggulangi bencana alam yang kerap terjadi di daerah rawan bencana. Kami berharap, masyarakat -- khususnya di wilayah rawan bencana -- dapat lebih proaktif dalam upaya antisipasi tersebut. Pernyataan Agus dibenarkan Kepala Kantor Kesbang Linmas Kab. Bandung, Yayan Subarna.

Menurut Agus, bencana banjir maupun tanah longsor masih mendominasi kejadian bencana alam di Kab. Bandung. Banjir yang kerap dialami masyarakat Kab. Bandung rentang setahun lalu kebanyakan adalah banjir bandang. Hampir tak terjadi peristiwa banjir yang menggenang selama beberapa hari.

Bencana angin puting beliung juga marak setiap hujan deras. Bencana puting beliung terparah terjadi tahun 2007 di wilayah Kec. Bojongsoang yang merusakkan 2.585 rumah dengan kerugian mencapai Rp 1,3 miliar.

Selanjutnya Agus menambahkan, Dengan berpisahnya Kab. Bandung Barat (KBB) dari Kab. Bandung sebenarnya kita lebih fokus dalam penanggulangan bencana. Terdapat banyak titik rawan longsor yang terdapat di wilayah KBB.

Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Kab. Bandung Mokhamad Ikhsan, prihatin dengan meningkatnya kerugian materi masyarakat akibat bencana alam. Selain karena faktor alam, bencana juga terkait dengan semakin rendahnya kualitas lingkungan di Kab. Bandung. Agus mengungkapkan, Bentuk penanganan bencana harus mengalami perubahan. Selama ini, penanganan hanya berupa fisik. Sudah saatnya kita juga menempuh jalan lain, misalnya sistem insentif.

Ikhsan menjelaskan, masyarakat yang dapat mempertahankan kelestarian lingkungan seharusnya diberi insentif oleh pemerintah hingga dapat memacu masyarakat lainnya untuk menjaga lingkungan sekitarnya.

Terkait dengan pos dana tak tersangka yang biasa digunakan untuk penanggulangan bencana alam, Wakil Ketua Harian Panitia Anggaran DPRD Kab. Bandung Ahmad Najib Qudratullah, mengungkapkan, Semuanya masih dalam tahap pembahasan, Ahmad NQ belum menyebut angka pasti.

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Edisi Selasa, 5 Februari 2008