Tetap Optimistis Meski Pernah Merugi

Awal-awal sih untung, tapi kemudian rugi. Pendapatannya sempat lebih kecil dari belanjanya,ungkap Erna Putri A. (16), siswa kelas II SMAN 1 Cileunyi yang juga pengurus Kantin Kejujuran.

Tidak setiap hari kantin itu merugi, terkadang juga untung. Sejak Kantin Kejujuran dibuka, keuntungan yang didapat sebesar Rp 82.800,00. Jumlah kerugian tidak selalu sama tiap harinya.Kerugian paling besar yang pernah dialami sebesar Rp 42.500,00.

Jumlah ini memang tampak kecil. Maklum saja, dari sekitar 8 warung yang ada di kantin itu, baru satu yang menerapkan sistem "jujur". Kalau semuanya pakai sistem ini, takutnya malah rugi banyak, tuturnya.

Sesuai dengan namanya, kelangsungan kantin ini bergantung pada kejujuran pembeli. Sebab transaksi tidak lagi dilakukan antara penjual dan pembeli seperti kantin pada umumnya. Pembeli mengambil sendiri makanan atau minuman yang dijual. Untuk membayarnya, penjual tinggal memasukkan uang di tempat yang telah disediakan. Jika ada uang kembalian, pembeli juga mengambil sendiri di kotak uang kembalian yang terletak di sebelah kotak pembayaran.

Para pengurus kantin tetap optimistis, Kantin Kejujuran akan bertahan. Respons teman-teman bagus kok. Kalau sosialisasi terus, lama-lama juga semua mengerti, tutur Anisa Amalia (16), pengurus kantin lainnya.

Bupati Bandung Obar Sobarna mengatakan, penegakan kejujuran merupakan sebuah proses yang tidak mudah. Jangan putus asa. Selanjutnya agar terus dipantau dan dievaluasi,  katanya saat melakukan sidak ke kantin itu, Rabu (12/3).

Obar menilai pelaksanaan Kantin Kejujuran di SMAN 1 Cileunyi itu sudah bagus. Obar yakin, kantin itu mampu menumbuhkan kebiasaan untuk hidup jujur. Kalau sudah biasa, akan menjadi budaya, tuturnya.

Sejak dicanangkan pada 15 Januari, saat ini sudah ada 18 Kantin Kejujuran di SMA dan aliah di seluruh Kab. Bandung. Kantin yang digagas Pemkab Bandung, Kejaksaan Negeri Bandung, dan karang taruna itu rencananya akan digalakkan di seluruh SMA atau yang sederajat di seluruh Kab. Bandung. Setelah enam bulan akan dilakukan evaluasi.

Kantin Kejujuran ibarat sebuah anak tangga bagi bangsa ini menjadi bangsa yang jujur. Jika seluruh generasi muda Indonesia berperilaku jujur, korupsi hanya akan ada di buku sejarah bangsa kita. (Catur Ratna W.)

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Edisi Kamis, 13 Maret 2008