Teh Nia Genjot “ 1 Kampung 1 produk” Melalui Toga dan Toka

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Bandung, Hj. Kurnia Dadang M Naser menggenjot anggotanya untuk wujudkan Bandung seribu kampung.

Program yang digagas Bupati Bandung tersebut kata Dia, harus memiliki karakteristik 1 kampung 1 produk yakni melalui Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan Tanaman Obat, Kosmetik dan Aromatik (Toka).

“Wujudkan Bandung seribu kampung, saya dorong ibu-ibu PKK untuk memaksimalkan Toga. Satu kampung 1 produk, bisa disesuaikan dengan potensi wilayahnya masing-masing. Dari sekian banyak jenis toga, selain untuk tindakan pencegahan penyakit dalam keluarga, Toga ini bernilai ekonomis juga,” ucap ibu yang biasa disapa Teh nia itu usai membuka acara Bimbingan Teknis Pengelolaan Toga untuk kader PKK, yang dipusatkan di Gedung Dewi Sartika Soreang, Rabu (7/6).

Secara lantang Teh Nia mendorong pemanfaatan obat-obatan herbal dalam kebutuhan pengobatan sehari-sehari. Sebab, saat ini kecenderungan penggunaan tanaman herbal dalam obat-obatan di berbagai daerah sudah mulai dilakukan.

Bahkan Dia berharap dengan banyak ditanamnya aneka jenis toga sebagai tanaman herbal, Kabupaten Bandung bisa memiliki kampung jamu.

“Saya dorong penggunaan obat herbal sebagai tindakan prefentif pengobatan keluarga. Ke depan mungkin saja dengan banyaknya kampung yang menanam aneka toga yang ada, selain kampung jamu Kabupaten Bandung bisa menjadi centra jamu atau bahkan bisa jadi wisata Toga dan Toka,” tandasnya.

Teh Nia mencontohkan, beberapa daerah telah maju karena mengembangkan pemanfaatan produk herbal secara turun temurun. Obat herbal yang bersal dari toga atau Toka tersebut kata Dia, bisa menjadi icon daerah, yang tentu saja bisa memberikan sumbangan ekonomi bagi masyarakat jika dikemas dengan apik contohnya jamu.

"Jamu image-nya masih perlu ditingkatkan, karena masih dianggap itu suatu dikonsumsi oleh masyarakat menengah bawah, belum banyak dikenal tapi sudah mulai kita juga mengenal obat-obatan yang herbal seperti Tolak Angin contohnya yang telah mendunia," pungkas Dia.

Sepakat dengan Teh Nia, Wakil Ketua III Bidang Kemitraan, Kerjasama dan inovasi Sekolah Tinggi Farmasi Bandung (STFB), Rahmat Santoso mengatakan pihaknya secara bertahap akan melakukan transpormasi teknologi, keilmuan dan kemampuan untuk pengelolaan Toga.

“Kami lakukan langkah sederhana untuk mendorong pemanfaatan tanaman herbal menjadi obat-obatan, yakni riset dan basis ekonomi yang baik, teknologi yang mumpuni, basis pasar, juga penerimaan yang baik dari masyarakat,” ujar Rahmat.

Dia berharap dari usaha yang dilakukan selama ini, akan ada kesinambungan pemerintah untuk pengelolaan pasar tanaman obat berkhasiat, sehingga menurutnya dapat mendukung kegiatan ekonomi dalam pemanfaatan tanaman obat keluarga dimasa yang akan datang.

“Cara sederhana yang kita transpormasikan pada PKK melalui Bimtek ini yaitu mulai dari budidaya, pasca panen, dikeringkan hingga granulasi (kapsul). Namun untuk ke depan diharapkan ada campur tangan pemerintah agar mereka memiliki pemasaran dan mutu yang baik, serta harga yang kompetitif,” ucapnya.

Press Release Kominfo Setda.