TB Care Kahartos Cibiru Wetan, Dukung Akselerasi Eliminasi TB di Kabupaten Bandung

Angka temuan penderita TBC (tuberculosis) diprediksi semakin meningkat di Kabupaten Bandung. Hal itu ditunjukkan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, dari 31 Kecamatan yang ada, yakni tahun 2015 tercatat 6.220 warga terkena penyakit TB. Kemudian pada tahun 2016 ditemukan 6.943 kasus, terjadi kenaikan kembali tahun 2017 sebanyak 7.248 dan turun menjadi 6.845 pada tahun 2018.

Dalam menekan angka penyebaran penyakit TBC, pemerintah sudah menggulirkan program bebas TBC, dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan kader. Momen tersebut kemudian direspon positif oleh seluruh masyarakat Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi pada tahun 2016. Bertekad merubah pola hidup agar lebih bersih dan sehat sehingga terbebas dari penyakit TBC, masyarakat bersama perangkat kewilayahan membentuk TB Care Kahartos (Kader Harapan Temukan Obati Sampai Sembuh).

Koordinator TB Care Kahartos Asep Hasan Sadeli menyebutkan, tahun 2016 dari terduga 92 warga yang diduga terkena TBC, ternyata ditemukan 9 orang positif. Dia mengatakan, kondisi pasien TBC sebelum ada kader, banyak yang belum tahu bahaya penyakit TBC, sehingga banyak juga pasien TBC yang  berobat hingga sembuh, melalui obat gratis yang disediakan puskesmas saat itu. 

Setelah ada TB Care Kahartos, terbangunlah motivasi penderita untuk sembuh dan peningkatan pengobatan pasien TBC dilakukan hingga tuntas. “Kami berikan sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya penyakit TBC, penularan, juga pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta pola hidup sehat,” ungkapnya saat ditemui di Kantor Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi, Selasa ( 23/ 4/ 2019).

Kemudian pada tahun 2017, pihaknya menemukan jumlah yang lebih besar dari sebelumnya, yakni dari terduga 115, ditemukan 10 orang positif mengidap penyakit TBC yang kemudian diobati hingga sembuh seluruhnya. 

“Kenaikan angka ini terjadi pula tahun 2018, yakni dari terduga 124, sebelas orang dinyatakan TBC. Temuan tersebut merupakan hasil kerja bersama, karena semakin banyak yang ditemukan semakin cepat pula kita melakukan langkah preventif untuk mencegah penyebaran TBC di desa kami,” ungkap Asep.

Dia menyatakan komitmen, TB Care Kahartos akan menanggulangi penyebaran penyakit TBC di desa tersebut. Sebanyak 21 orang sudah tergabung menjadi kader, ditambah dengan perangkat pemerintah kewilayahan yakni camat, penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan posyandu, perangkat desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Cibiru Wetan, serta kontribusi TB Care Aisyiyah.

“Kami berkomitmen untuk mendukung pemberantasan penyakit TBC, dengan menggerakkan semua potensi yang memungkinkan. Seluruh kader juga sudah diberikan pelatihan khusus. Selain itu, di Desa ini terdapat lingkungan yang menjadi kantong-kantong penderita TBC. Kita berikan motivasi dan merubah pemahaman bahwa TB bukanlah penyakit yang sulit disembuhkan, sehingga kita bangun Cibiru Wetan bebas TB,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung drg. Grace Mediana Purnami, M.Kes mengatakan, agar program Gerakan Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (Toss TBC) terus digalakkan. Toss TBC lanjutnya, merupakan kegiatan penemuan secara aktif dan masif, sekaligus mendorong pasien TBC untuk memeriksakan diri dan menjalankan pengobatan hingga tuntas.

"Toss TBC mengharuskan setiap orang agar turut aktif mengedukasi, menemukan kasus TBC atau berinisiatif melakukan pemeriksaan ke puskesmas bila mempunyai gejala TBC, kehadiran TB Care ini sangat membantu," kata dia.

Grace mengimbau kepada masyarakat penderita TBC agar taat, sabar dan patuh saat menjalani pengobatan hingga tuntas yakni selama 6 bulan. “Supaya sembuh total, penderita harus disiplin minum obat minimal 6 bulan, jangan menyerah dan tetap semangat,” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H, S.Ip, M.Ip mengatakan, kehadiran TB Care Kahartos, turut mendukung akselerasi eleminasi TB di Kabupaten Bandung. Dari tingginya angka penderita TB yang mencapai ribuan, dengan aktivitas para kader tersebut, setidaknya bisa menekan jumlah dan penyebaran TB. 

“Gerakan semacam ini bisa dijadikan upaya preventif dalam akselerasi eliminasi TB di Kabupaten Bandung, mudah-mudahan wilayah lain bisa termotivasi, khususnya yang ditemukan kasus TB,” ujar bupati.

Dia mengingatkan, agar temuan terduga TB jangan diabaikan, tetapi segera ditindaklanjuti dengan pengobatan hingga tuntas, sehingga tidak terjadi penyebaran terutama pada pasien TB di kawasan yang kumuh, miskin dan masyarakatnya masih terbelakang serta  jauh dari fasyankes (Fasilitas Pelayanan Kesehatan).

“TB itu bukan penyakit kutukan yang sulit disembuhkan, apalagi penderita TB mendapat stigma negatif masyarakat dan tidak punya pekerjaan. Masyarakat perlu terus diedukasi mengenai apa itu TB, tentang pencegahan, bahaya, pengobatan, serta sosialisasikan juga PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat),” imbuh Dadang Naser.

Untuk menjadikan Kabupaten Bandung maju, mandiri dan berdaya saing, Dadang menyerukan bahwa tujuan tersebut harus dimulai dari menaikkan derajat kesehatan. Jika masyarakat sehat, maka akan kuat bekerja dan berkarya, sudah tentu mereka pun mampu berkontribusi bagi pembangunan di Kabupaten Bandung.

“Untuk itu lewat komunitas TB Care Kahartos ini, mari kita berkomitmen untuk akselerasi eliminasi TB di Kabupaten Bandung. Masyarakat sehat, berjiwa kuat, sehingga mampu berkontribusi untuk kabupaten Bandung yang maju, mandiri dn berdaya saing,” pungkasnya.

Sumber : Humas Pemkab Bandung