Tanggulangi Kekeringan, Distan Lakukan Pompanisasi

Menanggapi berita terkait ratusan hektar sawah yang mengalami kekeringan di Rancaekek, Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kabupaten Bandung Ir. H. A. Tisna Umaran, MP menyebut pihaknya telah melakukan upaya penanggulangan.

 

“Begitu laporan dari petugas di lapangan masuk, hari ini juga tim kami bersama jajaran TNI terjun langsung ke lapangan,” ungkap Kadistan saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (20/8/2018).

 

Dirinya menyampaikan, ada kekeliruan dalam pemberitaan tersebut. Foto yang menampilkan lahan sawah yang mengalami kekeringan itu, terletak di Blok Talaga, Desa Sukamanah, Kecamatan Rancaekek.

 

“Seluas 10 hektar (ha), dari luas keseluruhan 287 ha, kondisinya memang terancam. Kita sudah lakukan upaya pompanisasi. Jadi berita yang menyebutkan 400 ha lahan sawah Rancaekek mengalami kekeringan itu tidak benar,” papar Tisna Umaran.

 

Tim yang diterjunkan ke lapangan tersebut melakukan pembendungan di Sungai Citarik. “Tim yang kami kirim hari ini ke Kecamatan Rancaekek melakukan pembendungan di muara  Sungai Citarik. Dari bendungan ini kemudian dilakukan penyedotan dengan pompanisasi,” lanjutnya.

 

Luas tanam padi Kabupaten Bandung, dari keseluruhan 11.825 ha, 7,3% lahan mengalami kekeringan. “Dari lahan tanam padi seluas 11.825 tersebut, seluas 865 ha atau sekitar 7,3% di 25 kecamatan mengalami kekeringan. Dengan kriteria ringan (333 ha), sedang (366 ha), berat (163 ha) dan puso (3 ha). Sedangkan lahan yang terancam kekeringan seluas 892 ha atau sekitar 7,5% dari luas tanam, dengan umur tanaman 1 hari setelah tanam sampai dengan menjelang panen,” papar nya.

 

Pihaknya berharap, para petani yang mengalami kesulitan dapat langsung melapor kepada petugas di lapangan. “Kami berharap setiap masalah yang dihadapi para petani, bisa langsung dilaporkan pada petugas kami di lapangan. Misalkan jika petani memerlukan alat dan mesin pertanian (alsintan), nanti petugas akan memobilisasi alsintan yang ada di Brigade Alsintan Sabilulungan (BAS),” imbuh Tisna.

 

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian (Distan) Ir. Ina Dewi Kania, MP menambahkan beberapa upaya telah dilakukan oleh Distan, diantaranya mobilisasi pompa air dari BAS.

 

“Kami telah memobilisasi pompa air dari BAS di wilayah yang memungkinkan adanya sumber air untuk dipompa. Antara lain di Kecamatan Bojongsoang, Baleendah dan Ciparay. Selain itu juga telah dibuat sumur pantek/sumur dangkal di beberapa titik yang rawan air, gilir giring dalam pengaturan air, menyegerakan panen bersama untuk lokasi yang sudah memasuki masa panen dengan menggunakan alat panen/combine harvester,” terang Ina.

 

Selain itu, untuk mengantisipasi kekeringan, pihaknya telah melaksanakan pengolahan dan tanam serempak. “Pengolahan dan tanam serempak dilakukan di daerah-daerah yang masih memungkinkan tersedia air untuk tanaman padi. Kami juga mengimbau agar petani tidak memaksakan tanam padi, bila ketersediaan air tidak mencukupi,” lanjutnya.

 

Bagi para petani yang ketersediaan airnya tidak mencukupi, Ina menyarankan agar mereka beralih ke komoditas lain. “Para petani kami sarankan menanam palawija dan sayuran yang relatif sedikit memerlukan air,” ujarnya.

 

Menghadapi musim kemarau seperti sekarang, pihaknya juga telah melaksanakan pemantauan lebih intensif di lapangan. “Petugas kami di lapangan melaporkan perkembangan setiap hari, menginventarisir sumber-sumber air yang ada di sekitar lahan yang terkena dampak kekeringan dan melakukan upaya penyedotan dengan pompa yang ada di petani atau meminjam dari BAS,” pungkas Ina.

 

Sumber: Humas Pemkab Bandung