Siswa Numpang Belajar di Sekolah Lain Dua Kelas SDN Bugel Ambruk

 

      Agar proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat terus berlangsung, sebanyak 81 siswa kelas IV, V, dan VI terpaksa menumpang belajar di Madrasah Nurul Hidayah yang terletak sekitar 200 meter dari sekolah tersebut.

    Berdasarkan keterangan yang dihimpun, Kamis (20/11), dua unit ruang kelas SDN Bugel, ambruk pada Rabu (5/11) pukul 23.00 WIB. Rencana perbaikan tiga ruangan kelas SDN Bugel tersebut, sebenarnya sudah dialokasikan dalam role sharing APBD 2008 Kab. Bandung. Namun hingga saat ini, pihak sekolah belum juga menerima kucuran dananya.

    Menurut beberapa warga, sebelum dua ruang kelas tersebut ambruk, dindingnya sudah retak. Pada Kamis (6/11), para siswa rencananya dipindahkan ke madrasah terdekat. Beruntung saat ambruk kejadiannya malam, coba kalau sedang ada kegiatan belajar, ujar Herman, salah seorang warga.

    Kepala Sekolah SDN Bugel, Etty Subaety, S.Pd. menyatakan, robohnya dua kelas sekitar dua minggu lalu tersebut sudah dilaporkan kepada semua instansi terkait. Hanya saja, hingga kini belum ada realisasi untuk perbaikan kelas yang roboh tersebut.

    Dihubungi terpisah, Camat Banjaran, Drs. Iman Irianto mengaku mendapat laporan berupa tembusan dari pihak sekolah. Meski kejadiannya pada 5 November, kami baru mendapatkan tembusan delapan hari kemudian dan segera melakukan koordinasi, ujar Iman didampingi Kepala UPTD TK/SD Kec. Banjaran, Adang Solih.

    Dikatakan, agar kegiatan KBM tidak terganggu, para siswa diberi tempat oleh pemilik sebuah madrasah di kampung tersebut. Yang terpenting siswa tidak terganggu proses KBM-nya sambil menunggu rencana perbaikan.

    Dikatakan, tiga ruangan SDN Bugel tersebut sudah mendapatkan alokasi dana role sharing yang berasal dari APBD Kab. Bandung untuk tahun anggaran 2008 sebesar Rp 120 juta. Dana perbaikan itu memang telah dianggarkan sebelumnya, namun hingga saat ini belum juga terealisasi.

    Menurut Iman, keterlambatan laporan tentang robohnya dua unit ruangan kelas itu disebabkan rantai birokrasi yang ada. Kita tinggal menunggu saja realisasinya karena dananya telah dialokasikan. Mudah-mudahan pencairan dana ini dapat segera dilakukan. Kasihan kalau siswa terlalu lama mengungsi di madrasah.

 

 

Sumber : Harian Umum Galamedia, Jumat 21 November 2008