Semua Warga Harus Jadi Nasabah Bank Sampah Bupati “Jangan Lupa Pilah Pilih dan Olah, sampah jadi berkah”

Dengan diberikannya wewenang pemerintah desa mengalokasikan dana desa
(DD) untuk pengelolaan sampah, salah satu program yakni menghadirkan
bank sampah di setiap desa di Kabupaten Bandung. Bupati  H. Dadang M
Naser, SH,S.Ip.,M.Si mengatakan, setiap masyarakat harus menjadi
nasabah bank sampah, sebagai bentuk keterlibatan penghasil sebagai
solusi terhadap pencemaran lingkungan. Menurut Bupati, masyarakat
memiliki kewajiban untuk memilah, memilih dan mengolah sampah sejak
dari rumah.

“Setiap rumah harus jadi nasabah bank sampah, karena kita menghasilkan
sampah. Jadi ada kewajiban itu, menjadi warga perserta di unit-unit
bank sampah yang ada di desa. Nantinya Bumdes (Badan Usaha Milik Desa)
bisa menggerakan sirkulasi perbankan nya, dengan berkolaborasi dengan
DLH (Dinas Lingkungan Hidup),” ucap Bupati Bandung usai membuka
peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tingkat Kabupaten
Bandung di Gedong Budaya Sabilulungan (GBS)  Soreang, Rabu (7/3/2018).

Lebih lanjut Bupati mengungkapkan, masalah sampah bukanlah
permasalahan yang bisa dibiarkan begitu saja. Dia menilai, bank sampah
bisa menjadi solusi nyata  menyelamatkan lingkungan, jika semua
lapisan masyarakat dan berbagai pihak bisa melakukannya.

“Diperlukan tindakan nyata dan kerjasama oleh setiap lapisan
masyarakat, dan bank sampah bisa menjadi solusinya. Melalui BUMDES
manajemen sederhana bisa diterapkan, khususnya untuk masyarakat
menengah ke bawah. Seperti menabung saja, kumpul dan setorkan, timbang
lalu bisa jadi uang.  Sedangkan untuk masyarakat kalangan menengah ke
atas, agar menghibahkan sampahnya,” imbuh Bupati didampingi Dandim
0609 Letkol Arh. Andre Wira Kurniawan,S.Ap.,M.Si.

Sampah itu bisa menjadi uang, tegas Bupati. Kalau Bumdesnya kreatif
lanjutnya, aktifkan kembali anak-anak muda karang taruna desa, dengan
memberdayakannya untuk  memilah, milih dan mengolah sampah. Apalagi
menurut Bupati, masyarakat Kabupaten Bandung sudah banyak yang
berinovasi untuk mengolah dan daur ulang sampah.

“Bank sampah bisa menjadi penghasilan BUMDES, nanti harus transparan
diumumkan di  desanya, bahwa Pemdes dapat uang dari sampah yang
dihasilkan warga. Hasil pilah dan pilih juga bisa dikombinasi dengan
ide-ide segar, sehingga manfaat ekonomisnya dan sumber daya energi
bisa terasa,” ujarnya.

Inovasi daur ulang sampah di berbagai wilayah, bisa diaplikasikan di
Kabupaten Bandung kata Bupati. Masyarakat silahkan berkreasi untuk
mengolah sampahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sebenarnya kata
Bupati inovasi dari pengetahuan awalnya dilihat, dianalisa, kemudian
dimodifikasi.

“Untuk itu saya mengajak warga Bandung untuk peduli sampah, dengan
catatan dikelola sejak rumah tangga, kalau tidak sanggup mengelola,
pilah san pilih saja,, sisanya setorkan ke bank sampah desa
masing-masing,” harap Bupati.

Bupati menandaskan, saat ini Pemkab Bandung sedang melakukan
pendekatan kerjasama dengan beberapa perusahaan untuk terlibat dalam
manajemen bank sampah. “Kerjasama sedang dipersiapkan secara intens,
kita gandeng perusahaan untuk merangsang warga betul-betul peduli
sampah. Nantinya harga sampah akan diintervensi anggaran CSR
(Corporate Social Responsibility) juga APBD (Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah),” pungkas Bupati.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bandung Asep Kusumah mengungkapkan, kerjasama  yang dilakukan dengan
pihak luar yang siap menambung sampah, sudah mulai dilakukan. Pihaknya
sudah mengajak 6 perusahaan daur ulang untuk menjadi bapak asuh bank
sampah induk.

“Kita ajak beberapa perusahaan  untuk sinergis menjadi bapak asuh bank
sampah induk. Dalam rangka memperkuat bank sampah unit di desa,
sehingga punya kepastian untuk penyaluran sanpah dan harga akan lebih
baik. Sudah ada 6 perusahaan daur ulang yang kita kumpulkan dan ajak
diskusi,” terang Kadis LH.

Dia menjelaskan, pada prinsipnya mereka siap mendukung program Bupati
tersebut. Menurut Kadis LH,  Bank sampah adalah suatu sistem
pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat
untuk berperan serta aktif di dalamnya.

“Sistem ini akan menampung memilah, dan menyalurkan sampah bernilai
ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi
dari menabung sampah. Sistem bank sampah berfokus pada tiga hal, yakni
berorientasi pada manusia, sistem yang terstandarisasi dan
pengembangan erkelanjutan bisa menjadi solusinya,” tandasnya.

Melalui Bumdes (Badan Usaha Milik Desa )lanjutnya, selain mengolah
sampah, terjalin juga sinergitas antara Lembaga Sosial Masyarakat
(LSM), Komunitas Peduli Lingkungan Hidup (KPLH), Bumdes dan masyarakat
pelaku usaha  dalam  mengedukasi penggunaan peralatan pengolah sampah.

Tercatat  masih ada kecamatan yang belum maksimal dalam pengelolaan
bank sampah, khususnya kecamatan yang berada di wilayah perbatasan
dengan perkotaan. Ia berharap, semua pihak bisa turut berperan serta
memaksimalkan keberadaan bank sampah.

“Meski sudah ada 165 bank sampah yang aktif di Kabupaten Bandung,
masih ada juga yang belum serius. Karena  jika diolah dengan benar,
selain mengurangi bencana, kesemrawutan dan penyakit, sampah bahkan
bernilai ekonomis dan bisa jadi sumber daya energy,” tutupnya.

 

Press Release Kominfo Setda.