Selalu Tergenang Banjir, SDN Mekarsari Direlokasi

    Kampung Cieunteung memang berada di cekungan dan lebih rendah dari Sungai Citarum, sehingga apabila Sungai Citarum meluap, airnya akan menggenangi rumah, kata Bupati Bandung, H. Obar Sobarna, setelah coffee morning di Bale Winaya Pemkab Bandung, Soreang, Jumat (5/6).

    Relokasi SDN Mekarsari dilaksanakan untuk menyelamatkan kegiatan belajar-mengajar (KBM) dan membuat situasi KBM menjadi nyaman. Kalau dulu, sekitar tahun 1990-an, wilayah Cieunteung tidak terkena banjir, yang terkena banjir adalah daerah Tegalluar. Akan tetapi, setelah ada penanganan Sungai Citarum, banjir malah beralih ke Majalaya, Dayeuhkolot, dan Baleendah.

    Wilayah permukiman penduduk yang berada lebih rendah dari Sungai Citarum adalah Kampung Leuwibandung, Desa/Kec. Dayeuhkolot dan Kp. Bojongcitepus, Desa Cangkuang Wetan, Kec. Dayeuhkolot, serta Kelurahan Andir, Kec. Baleendah. Akibatnya, daerah-daerah tersebut menjadi langganan banjir.

    Lokasi pembangunan gedung SDN Mekarsari yang baru, kata Obar, akan diusahakan tidak terlalu jauh dari lokasi lama, namun aman dari banjir. Kita sedang mengkaji lokasi itu, misalnya di dekat Taman Kota Baleendah atau lokasi lain.

    Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Drs. Juhana, M.M.Pd., Sabtu (6/6), mengakui, bila tergenang banjir, kegiatan KBM di SDN Mekarsari terpaksa dialihkan ke Kantor Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Kab. Bandung yang lokasinya berada di dekat SMPN 1 Baleendah.

    Menurut Juhana, dalam relokasi tersebut, Pemkab Bandung berkewajiban membebaskan tanah untuk pembangunan gedung SDN Mekarsari yang baru. Saat ini proses pembebasan lahan itu sedang berlangsung. Sementara untuk pembangunan gedungnya mendapatkan bantuan dari Dinas Pendidikan Jabar. Untuk pembangunan tahap I sudah ada alokasi anggarannya, namun kami belum tahu besaran anggaran tahap I tersebut.

 

 

 

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Senin 8 Juni 2009