Sekolah Korban Gempa Dapat Alokasi Rp 13 Miliar

    Jumlah ruangan kelas dari SD sampai SMA/SMK yang rusak akibat gempa bumi pada 2 September 2009 lalu mencapai sekitar 1.400 kelas, kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kab. Bandung, Drs. H. Juhana, M.M.Pd., Senin (16/8), di Gedung DPRD Kab. Bandung.

    Juhana mengatakan, daerah yang paling parah kerusakannya akibat gempa bumi adalah Kec. Pangalengan. Untuk dana perbaikan ruang kelas yang rusak, tergantung tingkat kerusakannya. Penentuan tingkat kerusakan dilakukan tim bantuan teknis dari Kementerian Pendidikan Nasional.

    Jumlah bantuan dana rehab untuk setiap kelas berkisar antara Rp 30 juta sampai Rp 50 juta.Seluruh dana sudah kita transfer ke rekening-rekening sekolah pada Senin (9/8) lalu. Anggaran perbaikan sekolah ini berasal dari APBD Kab. Bandung, tidak termasuk untuk MI, MTs., ataupun MA.

    Setiap SD, baik negeri maupun swasta, menurut Juhana, mendapatkan bantuan dana rehab rata-rata untuk tiga lokal kelas. Diharapkan, pada tahun ini semua SD yang rusak sudah bisa diperbaiki. Sementara rehab kelas untuk SMP, SMA, dan SMK masih belum selesai sehingga diharapkan ada bantuan dari Pemprov Jabar maupun pusat.

    Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Kab. Bandung, Ati Wiyati mengatakan, anggaran rehab sekolah yang rusak akibat gempa bumi, pada awalnya tidak dialokasikan Pemkab Bandung. Akhirnya DPRD mengambil anggaran dari pos-pos lain seperti anggaran pembangunan gedung kesenian ataupun pembebasan lahan jalan tol. Rehab gedung sekolah lebih mendesak.

 

 

 

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Rabu 18 Agustus 2010