Satgas Pangan Sidak Kepokmas Jelang Ramadhan

Satuan Tugas (Satgas) Pangan, yang terdiri dari Dinas Perdangangan dan Perindustrian (Disperin), Dinas Pertanian, Dinas Pangan dan Perikanan (Dispakan) Kabupaten Bandung serta pihak Kepolisian, melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk memantau ketersediaan Kebutuhan Pokok Masyarakat (Kepokmas) di Pasar Soerang, Rabu (2/5/2018).

Sekertaris Daerah Kabupaten Bandung Ir. H. Sofian Nataprawira, MP menegaskan, pemantauan yang dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok Kepokmas jelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Iedul Firtri nanti. Dirinya berharap, para pedangang tidak melakukan penimbunan barang yang bisa menyebabkan kenaikan harga kepokmas tersebut.

“Untuk para pedagang, kami harapkan jangan melakukan penimbunan barang-barang, kemudian menaikan harga dengan seenaknya atau spekulasi. Sedangkan untuk masyarakat, silahkan berbelanja dengan sewajarnya, tidak perlu berlebih-lebihan. Perilaku seperti itu bisa membuat harga  baik,” ungkapnya.

Ketika melakukan pemantauan ke beberapa kios di pasar Soreang, Sekda  memastikan harga kepokmas di Kabupaten Bandung, cenderung masih stabil dengan stok aman. Untuk itu dia  mengatakan agar Satgas Pangan tetap memantau perkembangan harga dan ketersediaan kepokmas.

“Kestabilan harga pangan di Kabupaten Bandung, cenderung aman dengan stok barang tersedia. Akan tetapi Satgas Pangan tetap terus melakukan pemantauan di lapangan, sehingga antisipasi terhadap lonjakan harga atau jika ada kendala  bisa segera dilakukan,” imbuh Sekda usai meninjau kios beras.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperin) Kabupaten Bandung Dra.Hj.Popi Hopipah., M.IPol mengungkapkan setelah melakukan pemantauan, ketersediaan Kepokmas di Kabupaten Bandung aman satu sampai dua bulan ke depan.

“Stok kepokmas untuk satu dua bulan ke depan sudah siap, hanya ada beberapa harga yang naik terutaman telur sebesar lima ratus rupiah. Tapi di komoditi agro seperti bumbu-bumbu terjadi penurunan harga sekitar seribu rupiah. Sidak yang kita lakukan hari ini merupakan kerjasama dengan Distan, Dispakan dan pihak Polres yang sudah berjalan baik dari tahun ke tahun,” ujar Popi.

Dia berharap, dari pemantauan yang dilakukan Satgas tidak terjadi lonjakan harga untuk beberapa minggu ke depan. Sedangkan untuk harga beras, sudah sesuai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi) yang disarankan, jadi lanjutnya, jika ditemukan ada beras yang harganya mahal, itu memang jenis dan kualitas tersendiri. Tapi kalau beras secara umum, harganya bisa terjangkau oleh masyarakat dan sesuai dengan yang dianjurkan Pemerintah Pusat.

Popi menambahkan, untuk daging dan telur, pihaknya akan mengantisipasi antisipasi jika terjadi lonjakan kenaikan harga dengan memastikan pasokan Kepokmas tidak tersendat untuk didistribusikan kepada pedagang.

“Kita akan antisipasi untuk daging dan telur dengan memastikan pasokan jangan sampai tersendat. Mudah-mudahan upaya ini bisa berjalan dengan baik. Kami harus menjamin ketersediaan pasokan dan lebih berbesar hati lagi, karena sekarang tidak ada hujan, berarti transportasi untuk pasokan bahan baku tidak terhambat,” urainya.

Kecenderungan harga ayam dan telor rawan naik kata Popi, karena menurutnya pasokan telur Kabupaten Bandung masih dikirim dari luar daerah, jadi  belum bisa memenuhi semuanya. Ternyata untuk pasar Soreang saja lanjutnya, kebutuhan daging ayam, 1 kios sehari habis 3 kuintal, sedangkan untuk telor kebutuhannya mencapai 1,5 ton per hari per kios.
 
“Berarti pasokan untuk, dari dan dalam Kabupaten sendiri, otomatis belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Antisipasinya kita tetap bekerjasama dengan kabupaten/ kota yg lain. Dan ini sudah berjalan lama karena saling membutuhkan. Di sana butuh beras yang bagus, maka kami kirim. Sedangkan di sini kami butuh telor dan ayam, mereka kirim,” tandas Popi.

Popi mengungkapkan Sidak yang dilakukan satgas juga memantau beberapa izin usaha produk. Ditemukan ada minuman yang belum terdaftar, dan produk makanan macaroni yang sudah berizin tetapi belum diperpanjang.

“Tadi kita menemukan ada minuman, itu ternyata dalam kemasannya belum terdaftar. Mohon kepada penjualnya agar segera dikembalikan. Kedua ada macaroni, yang dikirim dari daerah Tasikmalaya, itu sudah berizin tapi izin yang lama. Jadi dia belum menggunakan MD (kode untuk izin usaha industri besar dan produksi lokal) dan PIRT (Izin industri skala rumahan, Pangan Industri Rumah Tangga), sehingga PIRT nya harus segera mereka didaftarkan, atau dikembalikan dulu, tinggal daftar saja. Itu kan 5 tahun sekali harus diganti dan itu harus ditarik,” paparnya.

Senada dengan Sekda, Kadisperin menekankan agar para pedagang dan pembeli tidak perlu menumpuk dengan kebiasaan memborong barang Kepokmas. Karena menurutnya itu akan memicu terjadinya kenaikan harga barang. 

“Saya jamin semua kebutuhan pokok masyarakat akan tersedia, dan kami Satgas pangan bersama Polres, akan memantau apabila ada kendala di dalam pasokan, sehingga masyarakat tenang terhadap ketersediaan Kepokmas,” pungkas Popi bersama  Kepala Dinas Pertanian Ir.H.Tisna Umaran.

Sumber : Press Release Kominfo Setda