Salah Pola Tanam, Penyebab Banjir Bandang Kertasari

Banjir bandang yang terjadi di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari pada hari Jum'at (6/12/2019), memang tidak menimbulkan korban jiwa. Namun aparat pemerintah, TNI/Polri beserta warga setempat cukup direpotkan, terutama saat membersihkan lumpur pasca kejadian.

 

Bupati Bandung H. Dadang M. Naser mengatakan, kejadian di Kertasari bukan sekali dua kali saja terjadi. Ia meminta seluruh masyarakat memahami asal muasal terjadinya bencana tersebut.

 

"Perilaku membuang sampah sembarangan,  perusakan hutan dan gunung sebagai penampung air hujan, akibatnya jadi banjir. Ayo kita sama-sama perbaiki, agar bencana serupa tidak terulang dan terulang lagi," imbuh Bupati Dadang Naser saat peninjauan pasca bencana banjir bandang di Desa Cibeureum Kertasari, Sabtu (7/12/2019).

 

Selain banjir, bencana longsor atau pergeseran tanah juga terjadi setiap tahun di Kabupaten Bandung. Sepanjang perjalanannya menuju lokasi peninjauan hari itu, bupati masih melihat lahan di tepi jurang masih ditanami sayur mayur.

 

Ia pun mengimbau para petani setempat, agar mengatur pola tanamnya dengan baik. "Tanah di pinggir gawir (jurang) masih ditanami sayur mayur seperti bawang. Saya minta pada saat melakukan penanaman, jangan serakah. Sisakan satu setengah meter untuk kepentingan terasering, tanam sabuk gunung  dengan tanaman keras, ini untuk menghindari longsor," tukasnya.

 

Beberapa tempat di Kabupaten Bandung pola tanamnya belum baik. Tak hanya wilayah Kertasari, di kawasan Puncak Bintang Kecamatan Cimenyan pun ia menemukan hal yang sama. 

 

Pihaknya telah berupaya dengan membebaskan sekitar tujuh hektar lahan, untuk mencegah longsor di kawasan Pasirmunding. Selain itu, 3,5 hektar lahan di tebing kawsan Cikawung juga direncanakan akan dibebaskan.

 

"Kalau lahan dibebaskan, kami bisa mengatur pola tanam, tapi luasannya terbatas. Infrastruktur jalan di Kertasari sudah kami mantapkan, demi meningkatkan perekonomian masyarakat juga. Jadi saya harapkan saat musim tanam sekarang, cabuti bawang yang di pinggir jalan sekitar 2 jengkal, korbankan untuk keselamatan di masa yang akan datang, buat terasering dan sabuk gunung dengan tanaman keras," tegas Dadang Naser.

 

Sementara itu di tempat lain Wakil Bupati (Wabup) Bandung H. Gun Gun Gunawan mengatakan, dalam waktu hampir berbarengan dengan banjir bandang di Kertasari, beberapa wilayah juga mengalami bencana banjir atau longsor, antara lain Kecamatan Banjaran, Dayeuhkolot dan Pasirjambu.

 

"Kami imbau kepada masyarakat, agar selalu waspada terhadap perubahan iklim. Memang perubahannya tidak bisa kita hindari, tapi kita bisa terhindar dari bencana. Terutama dengan menjaga kelestarian lingkungan di sekitar kita," ucap Wabup Gun Gun usai menghadiri acara Hajat Huluwotan di Kampung Gambung Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu.

 

Acara tersebut merupakan tradisi warga, sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia air dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Gun Gun  berpesan kepada seluruh masyarakat, bahwa mensyukuri nikmat air, harus diwujudkan pula dengan menjaga sumber-sumbernya dari kerusakan.

 

"Menjaga kelestarian sumber air bisa dilakukan dengan cara tidak mengotori sungai, menjaga gunung dan hutan agar tetap berfungsi dengan baik sebagai resapan air. Terutama saat memasuki musim penghujan, untuk menghindari terjadinya bencana alam, baik banjir atau longsor," pungkasnya.

 

 

Sumber: Humas Pemkab Bandung