Sabitani, Solusi di Tengah Pandemi

Dunia kini berada di era Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity (VUCA) atau kondisi yang mudah berubah, ketidakpastian, kerumitan dan ambiguitas. Dunia tumbuh begitu cepat dan tidak lagi bisa diprediksi.

Setahun ke belakang, masyarakat hidup, beraktivitas dan bersosialisasi secara normal. Hingga di awal 2020, wabah covid-19 memaksa masyarakat melakukan physical distancing, suatu hal di luar kebiasaan normal.

Wabah yang juga dialami hampir seluruh negara di dunia itu, berdampak kuat pada setiap sendi kehidupan, salah satunya pada sektor perekonomian. Masyarakat dihadapkan dengan dua pilihan, menunggu sampai pandemi global itu hilang, atau beradaptasi di tengah ancaman covid-19.

Pangan merupakan kebutuhan primer manusia yang tidak bisa dihindari. Namun sebagian masyarakat merasa tidak aman berdesakan di pasar untuk mendapatkan bahan pangan.

Untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pangan dengan aman, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Pertanian (Distan) meluncurkan aplikasi Sabilulungan Pasar Tani (Sabitani). Kepala Distan (Kadistan) Kabupaten Bandung H. A. Tisna Umaran mengungkapkan, di tengah situasi covid-19 pihaknya menemukan dua permasalahan.

“Situasi saat ini, petani akan sulit mendistribusikan hasil pertaniannya. Masalah lain adalah, masyarakat sulit mendapatkan bahan pangan. Kami pertemukan kedua permasalahan tersebut dengan mengadopsi aspek digital. Maka lahirlah sebuah platform digital Sabitani,” ungkap Kadistan di Soreang, Selasa (16/6/2020).

Dalam program tersebut, pihaknya memfasilitasi para petani dengan menyediakan gudang yang dikelola Aspartan untuk menampung hasil panen. Selanjutnya, melalui Sabitani yang dapat diakses langsung, masyarakat dapat membeli hasil tani secara online.

“Untuk cara pembayaran, kita sudah menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yaitu pembayaran online standard yang dikeluarkan BI (Bank Indonesia). Ini kami lakukan sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah pusat, dalam standarisasi pembayaran online di Indonesia,” tutur Tisna Umaran.

Untuk dapat memanfaatkan aplikasi secara maksimal, setelah mengunduh aplikasi di play store, user (pengguna) harus mendaftarkan diri dengan mengisi form yang tersedia. User juga dimudahkan dalam mempelajari sistem pengiriman dan pengembalian, hingga melacak status pesanannya.

“Di bagian bawah aplikasi, konsumen bisa tahu status pesanannya. Kemudian juga bisa memilih metode pembayaran yang sesuai. Pesanan akan diantarkan lewat transportasi online ataupun kurir internal tim Aspartan,” lanjut Tisna.

Sabitani merupakan produk yang dibuat untuk memberikan manfaat sesegera mungkin bagi masyarakat. Pihaknya pun sudah berencana mengembangkan Sabitani, salah satunya dengan membangun kemitraan bekerjasama dengan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).

“Diharapkan ke depan, setiap desa akan mempunyai fresh market yang dikelola secara profesional dan terdigitalisasi,” harapnya.

Bupati Bandung H. Dadang M. Naser berujar, Sabitani merupakan program yang menguntungkan masyarakat secara luas. Terlebih menghadapi era revolusi industri 4.0, di mana segalanya serba digital.

“Semua masyarakat diuntungkan. Petani sebagai penyedia produk, dimudahkan dalam memasarkan hasil taninya. Wanita pekerja tidak perlu repot meninggalkan pekerjaan, karena belanja bisa dilakukan di ruangan kantornya. Masyarakat tidak perlu susah nyari, tinggal buka HP pesan apa yang dibutuhkan, bayar secara digital, barang diantar, aman dan nyaman. Dengan aplikasi Sabitani, kerja keras petani terapresiasi, kebutuhan pangan masyarakat pun terpenuhi. Masyarakat Sehat, Petani Sejahtera,” ujar Bupati Dadang Naser.

Menjalani adaptasi kebiasaan baru (AKB), lanjut bupati, bukan berarti masyarakat telah terbebas dari covid-19. Pasar sulit terhindar dari lalu lalang orang, berkerumun dan kadang pula berdesakan.

"AKB itu artinya kita hidup normal dalam ancaman virus corona, kuncinya adalah kedisiplinan. Bermasker, rajin cuci tangan dan jaga jarak. Aktivitas pasar memang tidak bisa ditutup, karena akan mematikan perekonomian masyarakat. Untuk itu Sabitani hadir sebagai salah satu solusi, agar kesehatan masyarakat terjaga dan perekonomian tetap berjalan di tengah pandemi. Dan sekarang sudah era digital, tidak hanya dalam situasi covid-19 saja, aplikasi ini akan dibutuhkan masyarakat dalam jangka waktu yang panjang,” pungkas Dadang Naser.

Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan