Rusak, Ribuan Buku Pelajaran

 

      Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas TK-SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kec. Majalaya, Drs. Asep Setia, Selasa (25/11) mengatakan, sedikitnya ada sembilan SD negeri dan sebuah SD Muhammadiyah di Kec. Majalaya yang terendam banjir. Selain itu, dua SMP swasta, yakni SMP Karya Pembangunan dan SMP Muhammadiyah, serta SMA Muhammadiyah, diterjang banjir setinggi 1 meter.

    Dari 10 SD yang terendam banjir itu, Kompleks SDN Kondang dan Kompleks SDN di Jln. Tengah, Desa Majalaya, yang masing-masing terdapat empat SDN mengalami kerusakan paling parah. Hampir sebagian besar buku pelajaran serta administrasi kepala sekolah dan guru-guru rusak berat. Di dua kompleks SDN itu ada lebih dari 2.000 siswa.

    Terkait hal itu, lanjutnya, ribuan siswa di sekolah itu sempat diliburkan. Mereka terpaksa harus belajar di rumahnya masing-masing. Tetapi setelah banjir surut, khusus untuk SDN di Kompleks Kondang Majalaya mereka bisa kembali belajar di ruang kelasnya masing-masing. Sebelumnya, mereka harus membersihkan ruang kelasnya karena tertutup lumpur mencapai lebih dari 1 meter.

    Sedangkan ribuan siswa lain dari SDN Majalaya III, IV, VI, dan Majalaya VII di Jalan Raya Tengah Majalaya, sejak Senin (24/11), terpaksa belajar di SDN Saparako Majalaya. Pasalnya mereka harus menunggu bangunan sekolahnya bersih dari endapan lumpur. Terkait buku paket ataupun buku pelajarannya, Asep mengatakan, siswa masih bisa menggunakan buku yang masih bisa terbaca.

    Lilis, salah seorang guru dari SDN Talun V mengatakan, kondisi yang sama juga terjadi di SDN Tanggulun 1-3 dan SDN Talun 4-5, Desa Tanggulun, Kec. Ibun. Katanya, sebagian besar buku pelajarannya hancur akibat terendam banjir. Setelah buku-buku sumber kebanjiran, para siswa yang mencapai 700 jiwa di lima SDN tersebut mengalami kesulitan dalam belajar.

    Ia mengatakan, untuk mengikuti kegiatan belajar sehari-hari, para siswa terpaksa belajar dengan buku bidang studi seadanya. Untuk menunjang KBM mendatang, pihak sekolah akan mengusulkan ke Pemkab Bandung untuk mendapatkan bantuan buku paket dan administrasi sekolah lainnya. Dalam bencana banjir itu, lanjutnya, pihak sekolah rata-rata mengalami kerugian materi antara Rp 3 juta - Rp 5 juta.

    Sementara itu, warga RW 20 Kp. Cieunteung, Kel./Kec. Baleendah, Kab. Bandung, yang terkena banjir, Minggu (23/11) malam, kini mulai terserang wabah penyakit. Umumnya warga menderita gatal-gatal, pegal, mag serta inspeksi saluran pernapasan atas.

    Berdasarkan pemantauan, banjir yang merendam 450 rumah di kampung tersebut, kemarin siang, mulai surut. Namun puluhan rumah masih tampak tergenang air.Terkait adanya ancaman serangan wabah penyakit, Puskesmas Baleendah sejak kemarin pagi memberikan layanan pengobatan gratis melalui puskesmas keliling.

    Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bandung, dr. Ahmad Kustijadi M.Epid. saat ditemui di lokasi pengobatan menyebutkan, setiap pasca-banjir pihaknya melakukan kegiatan rutin pengobatan terhadap warga. Penyakit yang patut diwaspadai setelah banjir adalah diare.  Ia mengatakan, pihaknya akan melakukan kegiatan kaporitisasi dan lisolisasi di daerah banjir dengan membagikan kaporit dan lisol kepada warga.

    Sementara itu, Ketua RW 20 Kp. Cieunteung, Jaja mengatakan, air yang semula menggenagi wilayah tersebut Senin (24/11) malam mulai surut. Namun di dua RT hingga siang kemarin masih belum terbebas dari genangan air.

    Untuk mempercepat keluarnya air, kata Jaja, pompa air yang sudah disiapkan kembali dimanfaatkan. Bila banjir datangnya sesekali maka warga hanya memilih mengungsi di masjid terdekat atau bahkan tetap tinggal di rumahnya.

 

 

Sumber : Harian Umum Galamedia, Rabu 26 November 2008