Ribuan Rumah Terendam Banjir

    di Kec. Baleendah, luapan air Sungai Citarum dan belasan anak sungai merendam sedikitnya 2.000 rumah. Di daerah ini ketinggian air mencapai 75 cm hingga 1 meter. Sedangkan di wilayah Kec. Dayeuhkolot, rumah yang terendam sebanyak 240 unit dan di Kec. Majalaya sebanyak 200 rumah.

    Rumah-rumah yang terendam air di wilayah Dayeuhkolot berada di Kp. Bojong Citepus RW 09 Desa Cangkuang Wetan, dan beberapa rumah di Kp. Sekeandur serta Kp. Bolero. SD Dayeuhkolot VII dan XI terpaksa diliburkan karena hingga Selasa (11/3) siang masih terdapat genangan air setinggi 30 cm.

    Di wilayah Bojong Citepus, daerah yang selama ini menjadi langganan banjir, sebanyak 240 rumah terendam air setinggi 30-70 cm. Di RT 01, 70 unit rumah yang dihuni 102 kepala keluarga terendam air. Di RT 02, air merendam 62 unit rumah, RT 03 sebanyak 60 unit rumah, RT 04 sebanyak 50 unit rumah, dan di RT 05 sebanyak 6 unit rumah.

    Menurut Ketua RW 09 Bojong Citepus, Aep Makmur, banjir terjadi sejak dua hari lalu, namun yang terparah terjadi pada Senin (10/3) malam. Karena hujan terus, air tadi malam (kemarin, red) mulai naik meskipun baru merendam rumah-rumah yang dekat Sungai Citarum.

Hal ini, lanjut Aep, selain disebabkan curahan air hujan, juga karena tidak berfungsinya dua mesin pompa yang disediakan di lingkungan tersebut. Sejak Senin sore bahan bakar untuk mesin pompa habis. Akibatnya, air tidak tersedot ditambah Sungai Citarum serta Citepus meluap.

    Menurut Aep, warga tidak mengetahui secara persis pengoperasian kedua mesin pompa itu karena meskipun ada di wilayah mereka, pengoperasiannya masih dilakukan pihak lain.Sebenarnya kami ingin tahu sejauh mana tanggung jawab kami akan adanya mesin pompa tersebut. Karena dengan adanya mesin pompa itu, setidaknya risiko akibat banjir bisa dikurangi. Apalagi sekarang sudah mulai masuk musim hujan.

    Salah seorang warga, Ny. Nining (53) seraya berharap agar suplai bahan bakar tidak terlambat, mengatakan, sejak air naik, sebagian warga pindah ke rumah sanak saudaranya yang lebih aman.Kalau ngungsi belum ada, hanya pindah saja ke rumah saudara karena kalau pompanya sudah hidup lagi, air cepat surut.

    Dihubungi secara terpisah, Camat Dayeuhkolot, Drs. Tata Irawan meminta agar warganya terus meningkatkan kewaspadaan, terlebih jika terjadi hujan di hulu Sungai Citarum.Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh aparat agar terus waspada. Di setiap wilayah harus ada aparat yang piket sehingga ketika terjadi sesuatu, dengan mudah dilakukan koordinasi.

    Ia menyatakan, curah hujan yang makin tinggi patut diwaspadai dan pihaknya selalu berkoordinasi dengan camat lain yang wilayahnya dilalui Sungai citarum.Khususnya dengan camat yang ada di Majalaya serta Paseh, kami terus lakukan koordinasi karena jika hujan terjadi di wilayah hulu, dikhawatirkan akan berimbas ke wilayah-wilayah di bawahnya.

    Di Kec. Baleendah, sedikitnya 2.000 unit rumah warga di Kelurahan Baleendah dan Kel. Andir terendam banjir dengan ketinggian 80 cm hingga 1,5 m. Akibatnya, warga di dua kelurahan tersebut tidak bisa menjalankan aktivitasnya. Hujan deras sepanjang Senin (10/3) sore mengakibatkan air kembali merendam perumahan warga.

    Sementara itu, Aris, warga Kp. Cieunteung Mekarsari RT 03/RW 20 Kel./Kec. Baleendah, Kab. Bandung mengatakan bahwa Sebenarnya banjir sudah surut, namun kembali naik Senin (10/3) sekira pukul 15.00 WIB, seiring dengan turunnya hujan yang berlangsung sampai Senin malam.

    Kembali naiknya air, lanjutnya, cukup merepotkan warga. Pasalnya, warga sudah membereskan dan membersihkan rumahnya dari kotoran dan lumpur yang terbawa air banjir.Kita sudah membersihkan rumah. Tak tahunya hujan kembali turun dan air dari Sungai Citarum kembali meluap dan merendam rumah warga. Jln. Cieunteung menuju ke Pasar Baleendah lama menjadi terputus sampai saat ini.

    Sementara itu, Sekretaris RW 20 Kel. Baleendah, Saepul mengatakan, setiap kali banjir semua rumah yang dihuni 600 kepala keluarga di 4 RT yang masuk RW 20 selalu terendam banjir dengan ketinggian air mulai dari 80 cm hingga 1,5 m. Daerah yang paling parah adalah RT 02 dengan ketinggian air mencapai 1,5 m. Daerah yang paling parah adalah RT 02 karena datarannya sangat rendah sehingga mudah kebanjiran dan paling lama surut.

    Di tempat terpisah, Sekretaris Kelurahan Andir, saat ditemui di Kelurahan Andir,Atjeng Sulaeman menyatakan, sedikitnya 1.600 unit rumah terendam banjir, 8 masjid/madrasah dan satu bangunan sekolah dasar dengan ketinggian 10-100 cm dengan jumlah jiwa sebanyak 4.422 orang. Dari 13 RW di Kel. Andir, terdapat 10 RT yang terendam banjir. Hanya RT 04, 11, dan RT 12 yang tidak kebanjiran.

    Sementara itu, akibat hujan deras yang mengguyur bagian hulu Sungai Citarum, betulan Kec. Pacet, Ibun, dan Kec. Kertasari, Kab. Bandung pada Senin (10/3) siang hingga menjelang sore, sedikitnya 200 rumah warga yang dekat dengan bantaran sungai di lima RW di Desa/Kec. Majalaya, Kab. Bandung, terendam air antara 60 cm hingga 1 meter. Air mulai menggenangi rumah warga sejak sekira pukul 19.00-22.00 WIB.

    Sekretaris Desa Majalaya, Ase, ketika ditemui di ruang kerjanya menyatakan, Lima RW yang meliputi RW 07, 10, 13, 14, dan RW 15 yang terendam air di Desa Majalaya itu merupakan langganan banjir setiap turun hujan deras di hulu Sungai Citarum. Kelima RW itu yang paling parah terendam air jika terjadi turun hujan deras di hulu Sungai Citarum, hal tersebut diiyakan Ketua RW 07, Ema.

    Asep mengungkapkan, jika hujan deras turun di wilayah Kec. Majalaya, tidak membuat kawasan tersebut banjir. Menurutnya, banjir di wilayah Majalaya merupakan banjir lintasan karena dalam beberapa hari kembali normal.

Sumber : Harian Umum Galamedia, Edisi, Rabu 12 Maret 2008