Rencana Relokasi Digulirkan

    Camat Dayeuhkolot Numan, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (29/9) mengatakan bahwa kami telah merencanakan akan merelokasi rumah yang terancam ambruk karena tergerus aliran Sungai Citepus. Akan tetapi, itu baru sebatas perencanaan karena harus menelusuri anggaran APBD Kab. Bandung.

   Diberitakan sebelumnya, rumah milik Ajat (45) dan Wawan Irawan (46) terancam terseret arus Sungai Citepus karena letak rumah mereka dengan bibir sungai hanya berjarak setengah meter. Sementara itu, beberapa rumah warga lainnya sudah terseret arus sungai. Selain mengancam rumah warga di Kampung Bojongsuren, aliran Sungai Citepus pun mengancam beberapa rumah warga dan pabrik yang berada di bantaran sungai hingga ke wilayah Desa Cangkuang Wetan.

   Menurut Numan, pemerintah masih terfokus kepada penanganan normalisasi Sungai Citarum yang nantinya akan diarahkan ke Sungai Citepus. Kendala saat ini, arus di aliran Sungai Citarum masih deras sehingga pengerukan tidak bisa dilaksanakan secara optimal. Setelah pengerukan di Sungai Citarum selesai, kegiatan akan diarahkan untuk mengatasi masalah di Kampung Bojongsuren.

  Menanggapi adanya rencana relokasi tersebut, warga Kampung Bojongsuren, Wawan Irawan mengatakan, menyambut baik rencana itu. Rumah yang saya tempati sekarang sudah tidak aman lagi. Saya merasa waswas apabila turun hujan deras karena biasanya air sungai meluap dan sering menghantam tebing-tebing di bibir sungai.

   Berdasarkan pemantauan di lapangan, hingga saat ini sudut kecuraman di bibir Sungai Citepus sudah mencapai 90 derajat, padahal sebelumnya cukup landai. Di atas tebing tersebut, terdapat rumah warga yang sewaktu-waktu bisa ambruk tergerus arus Sungai Citepus. Bibir sungai menjadi terjal bukan karena ada penyempitan lebar sungai atau pembangunan di bantaran sungai, melainkan akibat pelebaran Sungai Citepus demi kepentingan jalan tol Bandung-Cileunyi.

   Menurut Wawan, normalisasi Sungai Citepus terakhir dilakukan pada tahun 1989 oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Kab. Bandung. Normalisasi sungai itu dilakukan untuk mendukung pembangunan jalan tol sehingga jalur sungai bergeser ke arah timur sejauh 8 meter. Saat ini lebar Sungai Citepus mencapai sekitar 14 meter dari lebar semula yang hanya sekitar 8 meter.

    Sementara itu, banjir yang melanda Kampung Cieunteung Kel./Kec. Baleendah, Rabu (29/9), mulai surut. Namun, belum sepenuhnya surut karena masih ada genangan air setinggi 20 cm. Sebagian warga yang sebelumnya mengungsi juga sudah kembali ke rumahnya, tetapi sekitar 60 warga lainnya memilih bertahan di lokasi pengungsian di aula kantor partai politik.

    Warga juga mulai membersihkan rumahnya dari sisa-sisa banjir seperti lumpur dan sampah. Mudah-mudahan tidak turun hujan lagi agar warga bisa tenang menempati rumah. Alasannya, kalau turun hujan, baik di Kota Bandung ataupun daerah Majalaya atau Baleendah, pasti akan membuat Kampung Cieunteung banjir lagi, kata salah seorang warga, Ny. Rohana.

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Edisi Kamis 30 September 2010