Puskesmas Kabupaten Bandung, Layani Imunisasi di Masa Pandemi

Imunisasi adalah sebuah proses untuk membangkitkan imun atau membuat anak kebal terhadap suatu penyakit. Proses tersebut dilakukan dengan pemberian vaksin antibodi secara bertahap sejak anak lahir.

“Setidaknya ada lima IDL (Imunisasi Dasar Lengkap) yang harus diberikan pada anak, antara lain HB-0, BCG, Polio, DPT dan campak,” terang Bidan Lusiana Dewi di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Soreang, Selasa (23/6/2020).

HB-0 diberikan begitu bayi lahir, atau berusia kurang dari 24 jam. Vaksin diberikan untuk mencegah bayi terkena penyakit hepatitis B. BCG diberikan saat anak berusia 1 bulan, untuk mencegah penyakit tuberculosis (TBC).

“Imunisasi polio, yaitu untuk mencegah anak terkena penyakit polio, diberikan 4 kali berturut-turut, yaitu saat anak berusia 1 sampai 4 bulan. Imunisasi DPT diberikan pada usia 2 sampai 4 bulan, untuk mencegah anak terkena penyakit Difteri, Partusis dan Tetanus. Sedangkan imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan. Diharapkan sebelum usia 1 tahun, IDL pada anak sudah terpenuhi,” urai Lusiana Dewi.

Pemberian imunisasi memang memberikan sedikit efek samping, untuk itu bayi harus benar-benar sehat saat akan diimunisasi.”Tubuh akan bereaksi terhadap vaksin yang membuat antibodi, namun hanya menyebabkan demam ringan. Lamanya tergantung kondisi tubuh bayi, bisa 1 atau 2 hari. Tapi tidak usah khawatir, karena kita berikan juga obat parasetamol untuk penurun panasnya,” tutur dia.

Situasi penyebaran wabah covid-19 saat ini, membuat pelayanan imunisasi sempat terhenti. Namun berdasarkan rekomendasi kementerian kesehatan, bahwa pemberian imunisasi pada anak harus berlanjut, kali ini pelayanan dipusatkan di puskesmas.

“Normalnya bisa dilakukan di posyandu (pos pelayanan terpadu). Namun pada masa pandemi ini, pelayanan imunisasi dipusatkan di puskesmas. Tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, antara lain wajib bermasker, menyediakan tempat cuci tangan dan menjaga jarak,” ucapnya pula.

Puskesmas Soreang, terang Lusiana, membuka layanan imunisasi pada hari Senin dan Rabu, dan hanya menerima 20 hingga 25 pendaftar per hari. Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan.

Pelayanan pun dipisahkan dari pelayanan umum. Saat pendaftaran, ibu dan bayi bisa langsung ditempatkan di tempat pelayanan, sementara untuk pendaftaran dibantu oleh petugas.

“Misal dia diantar suami, suaminya mendaftar sementara ibu dan bayi disediakan tempat pelayanan khusus. Kalau tidak diantar, kami sediakan petugas satpam yang membantu mendaftarkan,” terangnya.

Pihaknya mengharapkan, pengunjung tidak berlama-lama berada di puskesmas. Untuk itu petugas pun ditambah agar pelayanan lebih cepat.

“Saat ini pelayanan posyandu masih tutup, untuk itu bidan desa ditugaskan di sini. Promkes (promosi kesehatan) dan gizi juga diperbantukan, karena saat pengunjung menunggu giliran, itu ada penyuluhan. Persediaan obat-obatan pun kami pisahkan dari yang umum. Selesai imunisasi langsung kita berikan obatnya dan bisa langsung meninggalkan puskesmas,” tambah Lusiana.

Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Hj. Kurnia Agustina Dadang M. Naser mengajak para kader posyandu, untuk menyisir anak-anak Kabupaten Bandung agar mendapatkan layanan imunisasi yang sempat terhenti selama masa pandemi.

“Saat ini pelayanan imunisasi di puskesmas sangat dimungkinkan, selama protokol kesehatannya dijaga. Saya harapkan para kader posyandu menyisir anak-anak di masing-masing wilayahnya, yang belum mendapatkan imunisasi,” imbuh Teh Nia panggilan akrabnya.

Dirinya berharap wabah covid-19 segera berakhir, sehingga aktivitas posyandu dapat kembali berjalan. “Pelayanan bagi ibu dan bayi di posyandu tentunya lebih lengkap, selain itu juga jaraknya lebih dekat dengan masyarakat. Semoga pandemi ini segera usai,” harapnya.

Tak lupa ia pun mengajak seluruh masyarakat, untuk menjaga kekebalan tubuh generasi masa depan Kabupaten Bandung, dengan memenuhi IDL pada anak. “Jangan ragu membawa anak kita ke puskesmas untuk mendapatkan imunisasi, karena petugas sudah menerapkan protokol pencegahan corona. Mudah-mudahan menjadi pemahaman kita bersama, bahwa menjaga imun anak sangat penting untuk menghindarkan masa depan mereka dari penyakit-penyakit berbahaya,” pungkas Teh Nia.

Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan