Presiden Jokowi Undang Dua Tokoh Tani Asal Kabupaten Bandung

PRESIDEN RI Joko Widodo secara resmi mengundang dua orang tokoh tani asal Kabupaten Bandung untuk mengadakan pertemuan di Istana Negara Jakarta, Jum\'at (16/1). Kedua tokoh tersebut, masing-masing Wijayandaru W pemilik perusahaan CV. DAB Subur Kecamatan Pasirjambu dan KH. Fuad Affandi pimpinan Pondok Pesantren Al-Ittifaq Desa Alamendah Kecamatan rancabali.

Dalam suratnya No. 05/TU.020/K/01/2015 tanggal 12 Januari 2015, Plt.Kepala Badan Ketahanan Pangan/Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Winy Wibawa menyebutkan selain dengan kedua tokoh tani asal Kabupaten Bandung, Presiden Joko Widodo akan mengadakan pertemuan pula dengan sejumlah tokoh tani lainnya yang menerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tahun 2014.

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Bandung Ir. Dadang Hermawan mengungkapkan, KH. Fuad Affandi memperoleh penghargaan APN dari Presiden Joko Widodo sebagai pemangku ketahanan pangan. Sementara Wijayandaru berhasil meraih penghargaan karena dinilai berhasil dalam pengelolaan pangan.

\"Kedua tokoh ini juga dinilai mempunyai pengaruh besar dan berhasil menggerakan masyarakat diwilayahnya untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan\",kata Dadang Hermawan.

Penghargaan APN diserahkan Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Balai Besar Padi di Sukamandi Kabupaten Subang tanggal 26 Desember 2014 lalu. CV. DAB Subur yang dikendalikan Wijayandaru dikenal sebagai produsen Abon Lele Keremes disingkat Abon Leker.

Bahan makanan ini terbuat dari ikan lele segar pilihan yang dicampur dengan bumbu alami tanpa menggunakan bahan pewarna, pengawet dan perasa buatan. Karena serba alami, produk Abon Leker telah mendapat Sertifikat Halal MUI tahun 2012, Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) tahun 2012, penghargaan dari Bupati Bandung, Penghargaan Gubernur Jawa Barat dan Penghargaan dari Menteri Kelautan dan Perikanan RI Tahun 2013.

Selain Abon Leker, perusahaan tersebut memproduksi pula bahan makanan Keripik Singkong atau biasa dikenal dengan Pikkong. Makanan cemilan ini terbuat dari singkong yang dicampur dengan abon ikan lele sebagai perasanya. Sama halnya dengan abon leker, pikkong dibuat tanpa menggunakan pengawet, pewarna dan perasa buatan.

Sebagai pemangku ketahanan pangan, KH. Fuad Affandi dinilai berhasil dalam mengembangkan agribisnis diwilayahnya. Disamping memproduksi sayuran dataran tinggi, tokoh tani sekaligus ulama ini dikenal pula sebagai pengembang usaha penggemukan sapi dan domba. Dari ternak ini, Fuad Affandi memanfaatkan kotorannya untuk pembuatan kompos dan bio gas. Kegiatan tersebut seluruhnya melibatkan santri dan warga setempat.




Sumber : Press Release Humas Setda Kabupaten Bandung