Petugas Sibuk Bersihkan Lumpur

 
lumpur yang ketebalannya rata-rata mencapai 30 cm dengan panjang antara 100-150 meter dari dua ruas jalan itu, dibersihkan dengan menggunakan satu unit alat berat loader dan tiga unit truk.

Pengerjaan juga menggunakan dua unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Bandung. Sekretaris Kec. Majalaya, Lili Sadeli, S.Pd., mewakili Camat Majalaya, Drs. Yiyin Sodikin mengatakan, pembersihkan lumpur di ruas Jalan Raya Laswi dan Kondang itu baru mencapai 50%,Sedangkan sisanya, mungkin akan dikerjakan besok (hari ini, red). Pengerjaan pembersihan lumpur itu, mulai dilakukan pada pukul 09.00-16.00 WIB.

Menurut Lili, lumpur yang akhir-akhir ini menumpuk di sejumlah ruas jalan, rumah, dan halaman rumah warga itu, dibuang ke lahan kosong di Jln. Lingkar Majalaya, Desa Majasetra, Kec. Majalaya.
 
Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kab. Bandung, Ir. Sofian Nataprawira, didampingi Kasubdin Padi dan Palawijaya Dinas Pertanian, Ir. Jumhana mengatakan, karena bencana banjir sempat menggenangi kawasan pertanian padi sawah di Kec. Majalaya dan kecamatan lainnya di Kab. Bandung, pihaknya akan memberikan bantuan benih padi untuk masa tanam mendatang.

di sela-sela mendampingi Gubernur Jabar, H. Danny Setiawan dan Bupati Bandung, H. Obar Sobarna, di sela-sela kegiatannya menemui warga yang menjadi korban banjir di Desa Majasetra, Kec. Majalaya, Sofian, mengatakan,  Bantuan benih padi itu akan disampaikan melalui Dinas Pertanian Kab. Bandung.

Sofian mengatakan, berdasarkan catatan dari Dinas Pertanian Kab. Bandung, diketahui 488 ha lahan pertanian padi, terendam banjir yang tersebar di sejumlah kecamatan. Sementara 47 dari 488 ha lahan yang terendam itu mengalami puso. Akibat 47 ha puso, produksi sebanyak 235 ton gabah kering panen ikut hilang.

Sementara itu, keberadaan rumah singgah bagi warga korban banjir di Desa/Kec. Bojongsoang, Kab. Bandung, tidak memberikan manfaat bagi warga. Pasalnya, rumah singgah bagi warga korban banjir tersebut, dibangun di daerah Kp. Cijagra, yang menjadi langganan banjir akibat luapan air dari Sungai Citarum lama. Karena jalan menuju rumah singgah tersebut terendam air, maka warga tidak pernah mengungsi jika terjadi banjir.

Menurut warga RW 10 Kp. Cijagra, Desa/Kec. Bojongsoang, pembangunan rumah singgah di Kp. Cijagra, sangat tidak tepat. Karena rumah singgah tersebut tidak memberikan solusi apa pun kepada warga yang ingin mengungsi, setelah rumahnya terendam banjir. Sejak selesai dibangun pada 2004, rumah singgah tersebut tidak pernah dipakai warga untuk mengungsi jika terjadi banjir.

 Sumber : Harian Umum Galamedia, Edisi,Jum'at 11 April 2008