Persaingan Usaha Pariwisata Kian Menajam

BUPATI Bandung H. Dadang M. Naser, SH, S.Ip menilai, menghadapi pasar bebas Tahun 2015 (AFTA 2015) tingkat persaingan usaha termasuk bidang pariwisata kian menajam. Hal ini dikarenakan, usaha dibidang yang satu ini sangat prospektif dan potensinya sangat tersedia.

"Yang diperlukan sekarang adalah peningkatan sumber daya manusianya, mulai dari masyarakat, pemerintah, pengelola jasa wisata maupun para pemandu wisata itu sendiri yang harus mampu memberikan gambaran obyek wisata di suatu daerah secara menarik", kata H. Dadang M. Naser ketika membuka Seminar Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Profesionalisme Bidang Pariwisata di Gedung Korpri-Soreang, Kamis (27/3).

H. Dadang M. Naser merasa yakin, jika dikelola secara profesional sektor pariwisata bisa menjadi andalan dalam pertumbuhan ekonomi, pendapatan daerah maupun penghasil devisa negara. "Bahkan sektor pariwisata ini masih diyakini maupun memberdayakan masyarakat, karena bisa membuka lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha", tuturnya pula.

Namun demikian ia mengingatkan, pengembangan sektor pariwisata harus tetap memperhatikan kelestarian alam dan kearifan lokal yang berlaku di suatu daerah. "Kita lihat saja Bali, selain panorama alamnya sangat indah, kearifan lokalnya juga tetap terpelihara, sehingga banyak wisatawan asing yang berduyun-duyun datang ke Pulau Bali", kata H. Dadang M. Naser.

Ia mengingatkan pula, tanah pasundan sangat kaya akan sumber daya alam dan budaya yang melimpah. Di pasundan, Kata H. Dadang M. Naser telah tersedia hutan, sungai, flora dan fauna, peninggalan sejarah purbakala hingga aneka makanan (kuliner). "Ini modal berharga bagi pembangunan sektor pariwisata", Katanya pula.

H. Dadang M. Naser mencontohkan betapa kreatifnya negara Australia atau Singapura dalam mengembangkan sektor pariwisata. "Di Australia kita bisa melihat sejarah penggalian tambang emas yang dilakukan manusia tempo dulu, mulai dari peralatan penggalian maupun pakaian yang dikenakan para penambang tempo dulu saat menggali tambang, ini namanya wisata sejarah yang bisa menghasilkan uang", katanya.

Khusus kepada para pengelola obyek wisata, H. Dadang M. Naser mengajak untuk terus mengembang kreatifitasnya agar obyek wisata yang dikelolanya mampu menarik calon wisatawan. Bahkan ia pun meminta agar para pemandu wisatanya itu, lebih meningkatkan dalam pengetahuan bahasa asing. "Paling tidak, mereka harus mampu bercakap dalam bahasa Inggris sebagai bahasa internasional", tuturnya.

Seminar kepariwisataan menurut Kabid Pariwisata, H. Asep Djuanda diikuti 200 Peserta, terdiri pelaku usaha pariwisata, PHRI (Persatuan Hotel & Restoran Indonesia), Kompepar serta pengurus desa wisata.
 

Sumber : Press Release Humas Setda Kabupaten Bandung