Perpustakaan Kab.Bandung Siap Bertarung di Lomba Perpusdes Jabar

Dua perpustakaan desa (perpusdes) asal Kabupaten Bandung, yakni Perpustakaan Subaca, Desa Sukapura, Kecamatan Kertasari dan Perpustakaan Mutiara Ilmu, Desa Ciparay, Kecamatan Ciparay menjadi lokasi rechecking Lomba Perpusdes Tingkat Jawa Barat (Jabar) Tahun 2020.

Kegiatan itu, bagi Bunda Literasi Kabupaten Bandung Hj. Kurnia Agustina Dadang Naser menjadi momen untuk meningkatkan budaya literasi.

Keberadaan perpustakaan di dua desa tersebut, tambah Kurnia dapat pula meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Salah satu warga yang merasakan manfaatnya adalah pedagang cilok di Desa Ciparay. Pedagang ini sering datang ke Perpustakaan Mutiara Ilmu untuk membaca buku, seperti buku resep dan cara berwirausaha. Alhamdulillah, berkat kegemarannya itu dia bisa meningkatkan omset penjualannya,” ungkap Kurnia di sela – sela acara Penerimaan Tim Rechecking Lomba Perpusdes Tingkat Jabar di Aula Desa Ciparay, Kecamatan Ciparay, Kamis (2/7/2020).

Sementara untuk menarik kaum milenial, Kurnia meminta agar para pustakawan selalu kreatif serta inovatif.

“Anak – anak sekarang lebih menyukai internet dan hal – hal yang berbau digital. Jadi, perpustakaan bisa menyediakan sarana wi-fi gratis dan bookless library yang bisa diakses langsung dari gadget mereka. Intinya, jangan fokus pada kelemahan, tapi kita harus gali kelebihan yang kita miliki,” ujarnya.

Istri Bupati Bandung Dadang Naser ini menjelaskan, selain Subaca dan Mutiara Ilmu, Perpusdes Marga Mukti, Kecamatan Pangalengan pernah meraih juara 1 Lomba Perpustakaan Desa Tingkat Nasional Tahun 2017 lalu.

“Prestasi ini dapat menjadi magnet dan inspirasi bagi desa lainnya. Oleh karenanya, hayu kita tingkatkan kembali minat baca masyarakat Kabupaten Bandung,” ajaknya.

Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung H. Teddy Kusdiana mengatakan dalam rangka meningkatkan budaya baca, pihaknya telah membangun gedung perpustakaan dengan kapasitas 150 – 200 pengunjung, 12 ribu referensi buku, naskah sunda kuno dan buku braille.

“Kami juga telah menggulirkan berbagai program, diantaranya Satali (Sabilulungan Wisata Literasi), penyediaan Kolecer (kotak literasi cerdas) di taman uncal, pengukuhan bunda literasi di 31 kecamatan juga bunda literasi baik tingkat desa maupun kelurahan,” ungkapnya.

Sementara sebagai komitmen terhadap akselerasi pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan, pemerintah daerah telah membuat berbagai macam regulasi.

“Salah satunya adalah Perda (Peraturan Daerah) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perpustakaan. Dengan adanya regulasi ini, kami berharap dapat membangun masyarakat yang cerdas,” harap Teddy.

Pada kesempatan yang sama, Bunda Literasi Provinsi Jabar Athalia Praratya Ridwan Kamil mengapresiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung yang telah mendekatkan buku kepada masyarakat.

“Adanya dorongan dari pemerintah daerah dalam menghadirkan perpustakaan di tengah masyarakat merupakan hal yang sangat luar biasa. Kabupaten Bandung sendiri menjadi salah satu dari tiga kabupaten/kota yang dilakukan rechecking,” ucap Athalia.

Athalia menuturkan, sangat penting menerapkan budaya literasi pada usia dini. Pasalnya, hal tesebut dapat membantu mengasah kecerdasan anak.

“Senang membaca itu bukan bawaan lahir, tapi kebiasaan yang diterapkan saat anak – anak masih kecil. Jadi, alangkah lebih baik jika para orangtua menyediakan buku bacaan di rumah,” pungkasnya.


Sumber : Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan